
NBCIndonesia.com - Kemesraan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Partai Gerindra kini sudah menjadi kenangan. Dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 partai besutan Prabowo Subianto itu sudah memastikan tak akan mengusung mantan kadernya itu. Partai Gerindra sepertinya sangat dendam kepada mantan Bupati Belitung Timur itu.
Bagaimana tidak, dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Gerindra memilih Ahok untuk berpasangan dengan Joko Widodo. Saat resmi mundur dari partai berlambang garuda itu, sejumlah politisi Gerindra pun kompak menyebut Ahok merupakan sosok yang tak tahu terima kasih.
Setelah resmi mundur dari Partai Gerindra semenjak September 2014 lalu, justru membuka pintu peperangan antara Ahok dan Gerindra. Ahok dan sejumlah elite Gerindra acapkali saling sindir. Dari soal keterlibatan dalam kasus pembelian Rumah Sakit Sumber Waras sampai Pilgub DKI menjadi bahan dari Gerindra untuk menyerang Ahok. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon merupakan salah satu elite Gerindra yang paling keras menyindir Ahok. Wakil Ketua DPR itu sangat yakin Ahok terlibat dalam kasus korupsi RS Sumber Waras.
"Kalau penyalahgunaan dan tindak korupsi, ini masuk dalam kategori grand corruption atau korupsi besar. Jadi saya heran kok ada pimpinan baru yang sekarang konon mengatakan tidak ada korupsi di situ. Sementara pimpinan lama bicara jelas ada tindak pidana korupsi di situ," kata Fadli Zon.
Mendengar pernyataan dari Fadli Zon itu, seperti biasa Ahok langsung naik pitam dan menantang Fadli Zon membuktikan apakah benar ia terlibat dalam korupsi RS Sumber Waras. "Aduh, Fadli Zon lu denger. Jadi suruh Fadli Zon yang terhormat, yang terhormat nih jangan nanti tersinggung lagi, anggota dewan yang terhormat, Wakil Ketua DPR RI mungkin bisa kasih tau kepada KPK, korupsinya si Ahok tuh lebih besar begitu, temuannya ini, ya sampaikan dong," balas Ahok.
Perlu diingat, saat Ahok masih menjadi Wakil Gubernur DKI atau masih menjadi kader Partai Gerindra, Fadli Zon merupakan salah satu sosok yang paling sering puja puji kinerja Ahok dan Jokowi. Salah satunya, saat 100 hari kepemimpinan keduanya, Fadli Zon mengklaim Ahok telah membawa angin segar di ibukota negara.
"Sebagai Partai yang ikut mengusung Jokowi-Basuki, kami menilai kinerja mereka baik sekali. Sejak 15 Oktober dilantik, Jokowi-Basuki sudah menunjukkan kinerja cepat, tanggap dan tahu prioritas," kata Fadli tahun 2013 lalu.
Menurut Fadli beberapa kebijakan strategis, baik makro maupun mikro telah diputuskan. Pada Oktober, Kartu Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar sudah didistribusikan.
"Kita juga lihat kebijakan Jokowi-Basuki menaikkan Upah Buruh menjadi Rp 2,2 juta," katanya.
Terkait banjir, Fadli Zon menyebut Jokowi-Ahok sudah mulai mengantisipasi sejak November 2012. Ada pengerukan sungai, dan normalisasi kali. Juga menjajaki Deep Tunnel terowongan multifungsi.
Musuh Ahok dalam perang verbal tak hanya Fadli Zon, ada pula nama Ketua DPD Gerindra yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik yang bisa dikatakan musuh bebuyutan dari Ahok. Paling anyar, Taufik membantah pernyataan Ahok menyebut butuh dana besar jika ingin maju melalui partai politik di Pilgub DKI 2017.
"Enggak ada. Waktu 2012 (Pilgub DKI) Ahok sama sekali enggak ngeluarin duit," kata Taufik.(mdk)