logo
×

Jumat, 30 Oktober 2015

Pria Amerika ini Minta Obama untuk Bahas Soal Bencana Asap dengan Jokowi

Pria Amerika ini Minta Obama untuk Bahas Soal Bencana Asap dengan Jokowi
Steve Patriarco Saat di Kalimantan, Foto: BBC
NBCIndonesia.com - Steve Patriarco, warga Amerika yang bolak-balik ke Kalimantan dan Sumatera minta Presiden Obama membahas bencana asap dengan Presiden Jokowi. Dia menyampaikannya melalui surat terbuka.

Sebuah surat terbuka, yang ditujukan untuk Presiden Barack Obama, meminta presiden AS itu untuk membahas masalah kabut asap dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo.

Steve Patriarco mengunggah surat terbukanya itu dalam laman akun Facebook miliknya. Alasannya, Obama dinilai pemimpin yang aktif di media sosial dan pernah menanggapi isu-isu sosial di Facebook dan Twitternya.

"Dia (Obama-red) pernah tinggal di Indonesia sejak kecil, jadi seharusnya membantu untuk mengatasi kabut asap," kata Steve. Dia meyakini ulahnya itu ditanggapi oleh Obama. Presiden Amerika itu dinilai tidak mengabaikan suratnya.

"Saya mendesak Anda untuk melakukan apapun dalam kewenanganmu untuk berbuat sesuatu bagi kesehatan rakyat Indonesia, Singapura, dan Malaysia dan mempertahankan hutan untuk generasi saat ini dan yang akan datang," tulis Steve.

Menurut Steve, saat ini masyarakat Indonesia butuh tindakan untuk mengatasi krisis. Dia juga menambahkan bahwa Indonesia kini membutuhkan bantuan internasional karena "tidak bisa mengatasinya sendiri."

Steve Patriarco kerap mengunjungi Kalimantan dan Sumatra yang dilanda kabut asap. Dia bekerja sebagai penasihat bisnis dan lingkungan yang berusaha untuk menerapkan bisnis berkelanjutan di banyak perusahaan kelapa sawit.

Selain surat terbuka, banyak pengguna media sosial yang menyuarakan kritik dan pendapatnya, antara lain dengan menggunakan tagar #melawanasap dan #masihmelawanasap. Selain itu juga ada aksi turun ke jalan atau demontrasi.

"Saya mengerti banyak yang merasa putus asa (melihat masalah ini), tetapi kita juga punya tanggung jawab untuk tidak menyerah. Kalau kita menyerah situasi kita tidak akan berubah."

"Jika kita berhenti bersuara, pemerintah tidak akan merespons, sebagian perusahaan tidak akan merespons, sebagian LSM tidak akan merespons. Ini tanggung jawab bersama untuk tetap bersuara dan tidak menyerah untuk generasi masa depan."(ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: