![]() |
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, Richard Joost Lino (BeritaSatu Photo / Uthan A Rachim) |
Menurut dia, Menko Rizal merupakan orang yang sangat ahli di bidang makro ekonomi. Sehingga, tak begitu paham mengenai teknis di pelabuhan.
“Pak Rizal itu orang makro, jadi jangan kalau bicara detil itu tanya saya. Itu (tudingan) bicara sangat teknis. Kalau bicara soal bongkar rel, bongkar lain enggak ngerti. Sekolahnya harus lima tahun lagi. Baru bisa,” ujar Lino kepada wartawan di Hotel JS. Luwansa, Jakarta Selatan, Jumat (30/10).
Dia mengaku iba dengan Menko Rizal lantaran tak dijelaskan oleh orang-orang di belakangnya soal kondisi pelabuhan. Seharusnya, lanjut dia, Menko Rizal diinformasikan lebih detail masalah pelabuhan.
Dia mengatakan Menko Rizal sempat mengirimkan dua permintaan dalam membenahi pelabuhan. Permintaan pertama, penerapan sistem ‘first come first serve’ dan pengenaan denda pelabuhan.
“Sistem itu tidak bisa diterapkan. Kapal penumpang itu datang enggak boleh nunggu. Harus masuk duluan. Kapal Bulog makanan harus duluan. Kapal lain harus mengalah. Jadi saya bilang tidak bisa melaksanakan first come first service, karena itu tidak bisa di Priok. Karena itu bukan hal yang lazim di Pelabuhan,” kilahnya.
“Kemudian di Priok itu ada enam terminal kontainer internasional dan ada enam terminal domestik. Terminal-terminal ini punya klien sendiri-sendiri. Tidak bisa kliennya disitu dipindahkan ke tempat lain,” tambah Lino.(mdk)