![]() |
| Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). TEMPO/Aditia Noviansyah |
"Jangan-jangan benar jika ada isu yang menyebutkan langkah Sudirman Said hanya mencari sensasi untuk menutupi kebobrokannya kinerjanya. Hal ini terlihat dengan tidak adanya dukungan kepada Sudirman Said seperti Presiden yang bilang A, Wapresnya bilang B, malah Menteri Polhukam bilangnya C," tutur Jajat dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/11).
Jajat menilai, keberanian Sudirman Said memang patut diapresiasi, namun sangat disayangkan pelaporan tersebut terkesan tergesa-gesa tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi seperti memakai KOP Surat Kementrian, permasalahan izin merekam dan sebagainya.
"Padahal jika dilakukan dengan perhitungan yang matang saya kira pak Sudirman Said tidak akan berada dalam posisi tersudut seperti sekarang ini," lanjutnya.
Tidak adanya dukungan dari lembaga Eksekutif mengharuskan Sudirman Said berjuang sendiri. Namun, yang menjadi pertanyaan besar adalah tidak adanya upaya dari Presiden Joko Widodo untuk melindungi bawahannya.
"Atau jangan-jangan Sudirman Said hanya akan menjadi tumbal terkait polemik perpanjangan kontrak PT Freeport ini," imbuh Jajat.(rmol)


