logo
×

Minggu, 08 November 2015

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Imbau Jenazah Koruptor Tak Perlu di Salatkan

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Imbau Jenazah Koruptor Tak Perlu di Salatkan
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak saat menghadiri dialog anti-korupsi di Gedung Juang 45 Jalan Pemuda Semarang.
NBCIndonesia.com - Maraknya pejabat yang terlibat tindak pidana korupsi di negeri ini membuat beberapa organisasi keagamaan menjadi gerah, seperti halnya dengan Muhammadiyah yang mengimbau untuk tidak mensalatkan jenazah koruptor yang meninggal dunia. Alasannya, korupsi merupakan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa.

"Dalam Islam itu, Rasulullah SAW tidak mau mensalati orang yang korupsi. Meski para sahabat dipersilakan untuk tetap salat," kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak saat menghadiri dialog anti-korupsi di Gedung Juang 45 Jalan Pemuda Semarang, Sabtu (7/11).

Diakuinya pernyataan itu berasal dari hadis Rasulullah SAW, yang merupakan salah satu bentuk hukuman sosial berupa tidak mensalati jenazah koruptor, tidak mengajak bicara dan bahkan tidak usah menengok saat koruptor itu sakit.

Oleh sebab itulah, tambahnya  kami harus meneladani sikap Rasulullah sehingga model hukuman sosial seperti itu bisa dikembangkan oleh kelompok organisasi keagamaan lainnya dinegeri ini.
Menurutnya, dalam sejarah Islam, korupsi adalah musuh yang paling dibenci bahkan Rasul sendiri membenci. Tradisi itu bisa dibangun kembali asalkan ada komitmen dari generasi muda untuk melakukan perlawanan terhadap tindak pidana korupsi yang terjadi.

“Berdasarkan hasil survei lembaga anti-korupsi internasional tahun 2014 lalu, disebutkan, anak mudalah yang menduduki peringkat teratas dalam memerangi aksi korupsi,” ujarnya.

Karena itu dirinya mengajak pada generasi muda untuk menjadi pendorong gerakan sosial antikorupsi dan  secara bersama-sama melawan korupsi yang semakin merajalela ini.
AKUN TERVERIFIKASI : Arief Del
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: