![]() |
Keluarga Cendana. ©2015 Merdeka.com |
Wajah cerah terlihat dari 5 anak penguasa Orde Baru yang hadir di Solo, yakni Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), Sigit Harjojudanto, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), Hutomo Mandala Putra (Tommy) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).
Kepada wartawan mereka menyatakan kebahagiaannya bisa menyelesaikan pemugaran masjid tersebut. "Alhamdulillah masjid ini dapat kembali dibangun dengan dana dan tanah wakaf dari keluarga. Semoga bisa digunakan untuk ibadah selamanya," ujar Tutut di Solo.
Senada dengan Tutut, Titiek Soeharto mengatakan jika mendiang ayahandanya, Mantan Presiden Soeharto selalu berpesan kepada anak-anaknya agar bisa memakmurkan masjid. "Kami keluarga senang masjid ini bisa selesai dibangun. Ini sesuai pesan bapak (Soeharto) agar kita selalu memakmurkan masjid. Kita selalu beribadah. Semoga masjid ini bisa digunakan untuk kebaikan. Kalau ada yang mau nikah disini juga bisa, silahkan saja," ucap Titiek.
Saat disinggung besarnya dana untuk membangun masjid tersebut, baik Titiek, Tutut maupun Tomy enggan membeberkannya. "Rahasia mas, enggak perlu disebutkan kan ?," ucap mereka.
Ketua Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila Sulastomo mengatakan ide pemugaran masjdi Kalitan muncul pada April 2014, saat rapat tahunan YAMP. Menurut dia yang lebih berperan dalam mecetuskan dan melaksanakan ide tersebut adalah Mamiek.
"Mbak Mamiek banyak berperan dalam hal ini. Ia juga yang menentukan warna warni, ornamen di masjid ini," jelasnya.
Sulastomo menjelaskan, arsitek masjid peninggalan Soeharto tersebut bernama Ir Yosul dari Makassar. Luas dalam atau bangunan inti adalah 25x20 meter persegi, dengan luas total bangunan 2 lantai sebesar 824 meter persegi. Masjid tersebut bisa menampung 800 jamaah di dalamnya.(mdk)