NBCIndonesia.com - Ada upaya penggiringan opini pada kasus yang menimpa Ketua DPR Setya Novanto, untuk menjadikan Freeport sebagai pahlawan di mata publik demi memuluskan bercokolnya perusahaan asal AS itu di Papua. Padahal, baik Freeport maupun Ketua DPR sama-sama melakukan permufakatan jahat.
Analisa itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi, dalam keterangannya kepada intelijen (04/12). “Arahnya sudah jelas perusahaan AS, Freeport, yang jadi pahlawan, padahal selama ini Freeport telah merugikan Indonesia dan rakyat Papua,” kata Muslim.
Muslim menegaskan, di saat Indonesia terbelah menyikapi kisruh kasus Setya Novanto, PT Freeport mulus mendapatkan perpanjangan kontrak di Papua. dengan Indonesia. “Sudirman Said yang dianggap pahlawan pun ikut menyetujui perpanjangan kontrak dengan PT Freeport,” jelas Muslim.
Tak hanya itu, Muslim juga menyesalkan kebijakan Presiden Joko Widodo yang menugaskan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil untuk menyusun daftar kewajiban Freeport dalam memenuhi standarisasi izin tambang di Indonesia.
“Harusnya yang punya kemampuan menyusun draf untuk menghadapi Freeport itu Rizal Ramli. Nampaknya ada sesuatu di balik ditunjuknya Sofyan Djalil. Sofyan itu orangnya JK,” jelas Muslim.(itl)