![]() |
Mantan pengikut Gafatar. Foto: Antara |
"Kalau kerja bakti ngebersihin kali dia yang paling duluan turun, memang paling rajin, kalau kita kan takut-takut, kalau dia langsung aja ngambilin sampah," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Saat itu, dikisahkan Saefullah, aksi proaktif warga yang tergabung dalam Gafatar itu terjadi saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat atau sekitar tahun 2013. Tanpa punya pandangan miring terhadap mereka, kata Saefullah, rombongan Gafatar selalu datang di hampir setiap kegaiatan warga.
"Lebihnya lagi mereka enggak pernah minta imbalan. Kita tawarin selalu enggak mau, ya sudah kami paksa untuk makan-makan aja bareng," terang Saefullah.
Saat itu pun, sambungnya, para Gafatar yang tampil di lingkungan juga selalu menggunakan pakaian resmi organisasinya lengkap dengan iden titas Gafatar.
"Kita mah emang enggak pernah curiga, orang baik kok. Tapi gak tahu kan perkembangannya sekarang ternyata seperti itu," ungkap dia.
Kendati sudah mendapatkan cap jelek tentang ajaran Gafatar yang dinilai menyimpang, Sekda tetap menginstruksikan jajaran Lurah dan Camat terus mengawal kepulangan eks Gafatar yang kini ditampung panti sosial Cipayung milik di Dinas Sosial DKI.
Yang paling utama, kata Sekda, para Lurah dan Camat harus terus memonitor agar para mantan Gafatar itu tidak kembali lagi menyebarkan ajaran menyimpang ketika kembali ke kampung halaman. (rn)