logo
×

Minggu, 10 Januari 2016

Jokowi Bilang Negara Lain Gentar Hadapi Indonesia di MEA

Jokowi Bilang Negara Lain Gentar Hadapi Indonesia di MEA
MEA. | Ilustrasi
NBCIndonesia.com - Presiden Joko Widodo turut memberi pidato sambutan pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan yang bertempat di PRJ Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/1/2016).

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyinggung tentang tantangan Indonesia ditengah persaingan negara-negara Asean sejak diberlakukannya pasar bebas Asia (MEA).

Jokowi menekankan pentingnya optimisme mengingat persaingan antar negara-negara ASEAN sudah tidak dapat terhindakan lagi. Jokowi mengungkapkan sesungguhnya pesimisme tidak hanya mendera masyarakat Indonesia semata.

"Kita telah masuk dalam era kompetisi yang tidak bisa kita tolak. Yang tidak lagi bisa ngomong saya tidak bisa ikut karena kita udah masuk MEA. Persaingan kompetisi di depan mata kita. Negara lain juga takut. Karena ini sulit diprediksi. Saya ketemu presiden di tetangga kita di ASEAN, mereka juga takut produk Indonesia membanjiri negara mereka. Takut SDM kita akan membanjiri negara mereka. Karena itu kalo ada orang kita yang takut, wong mereka takut kepada kita, kenapa kita takut," ujar Jokowi di hadapan para peserta Rakernas PDI Perjuangan di PRJ Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/1/2015).

Kendati demikian, Jokowi mengungkapkan bahwa masih banyak kekurangan yang harus dibenahi pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menyongsong persaingan MEA. Dengan begitu, ia menekankan agar seluruh pemangku kebijakan negara dapat bekerja keras demi semakin siapnya Indonesia menghadapi persaingan MEA.

Ia menyebutkan adanya jurang pemisah yang masih lebar antara masyarakat yang kaya dan miskin di Indonesia. Selain itu, kata dia, belum terealisasinya degradasi pembangunan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

"Dapat dibayangkan betapa ketimpangan itu ada. Saya berikan contoh bensin, disini (jawa/jakarta) harganya berapa. Harga terakhir berapa, kurang lebih 7 ribu. Tetapi di pegunungan tengah di Wamena di Papua dan sekitarnya jadi 60 ribu sampai 70 ribu. Disini semen berapa harganya, 60 sampai 70 ribu. Di sekitar gunung Jaya Wijaya, Papua, ada yang 800 ribu. Ada yang 2 juta. Ada yang 2 juta setengah. Ini ketimpangan wilayah yang harus kita perbaiki. Ada sebuah kabupaten di Papua, disitu saya kaget. Yang namanya kabupaten jalan aspalnya nggak ada. Sedangkan dari situ  untuk ke Wamena harus ditempuh dengan waktu 4 hari," ungkapnya.

Dalam menjawab ketimpangan tersebut, orang nomor satu di Tanah Air itu menjelaskan bahwa yang perlu dibangun terlebih dahulu adalah infrastruktur bagi percepatan pembangunan daerah tertinggal.

"Oleh karena itu, saya perintahkan kepada PU dan TNI agar tahun ini antara Momogo melewati Duga ke Wamena harus tembus jalan darat. Saya nggak tau caranya yang penting saya perintah dulu. Kalo itu kejadian, harga itu akan turun separuh," ungkapnya. (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: