
NBCIndonesia.com - Di tengah kontroversi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, praktisi metafisika Ki Gendeng Pamungkas mengingatkan agar proyek yang disebut-sebut “berbau” mark up itu tidak diteruskan.
Dari sisi supranatural, Ki Gendeng mengungkapkan alasan mengapa proyek ambisius kerjasama dengan China itu tidak dilanjutkan. Menurut Ki Gendeng, jalur proyek kereta cepat itu melewati “tanah” yang dikuasai “Prabu Siliwangi”.
“Kereta cepat Jakarta-Bandung yang melewati tanah penguasa Prabu Siliwangi akan membawa korban banyak. Lahan Prabu Siliwangi bukan untuk proyek kereta cepat,” tegas Ki Gendeng kepada intelijen (01/02).
Ki Gendeng membandingkan proyek ambisius kereta cepat dengan jalan tol “Cipularang”. “Pembangunan jalan tol Cipularang di era Megawati Soekarnoputri yang sangat dipaksakan padahal wilayahnya bagian dari kekuasaan Prabu Siliwangi. Lihat saja korban dari Tol Cipularang, dan sekarang mau diulangi lagi oleh petugas partai Jokowi,” sindir Ki Gendeng.
Menurut Ki Gendeng, wilayah yang dilewati kereta cepat mengganggu ‘ketertiban alam’. “Alam akan marah terkait kereta cepat, tunggu saja,” pungkas Ki Gendeng.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah merupakan bentuk kerjasama public-private partnerships (PPPs) or private finance initiatives (PFIs) antara China Railway International Group dan 5 perusahaan BUMN yaitu PTPN 8, PT KAI, PT Jasa Marga dan PT INKA serta PT Wika. (it)