
NBCIndonesia.com - Sosok Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi dikenal nyeleneh, periang serta penuh canda setiap harinya. Namun hari ini, Senin (14/3) berbeda. Wajah sumringah Dedi berubah 180 derajat. Dia tiba-tiba menangis tersedu-sedu saat mendengar curahan hati seorang ibu rumah tangga, Areh (43) warga Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta.
"Saya baru bisa bertemu pak Bupati setelah saya bisa mendapatkan nomor HP SMS Center. Saya diberi oleh pegawai Rumah Sakit," kata Areh.
Saat diundang ke Rumah Dinas Bupati, Areh juga menceritakan kehidupannya pribadinya yang serba sulit. Dia hanya tinggal di gubuk reyot di atas tanah milik PTPN.Dedi tak kuasa menahan air mata saat ibu dua anak itu menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh liku.
"Saya sejak bayi sudah dibuang orang tua. Saya diasuh orang tua angkat. Saya sekarang hidup dengan suami dengan keadaan sulit. Bahkan kedua anak saya terpaksa harus tinggal dan diasuh orang lain," lanjut Areh.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dia bekerja sebagai tukang pijat dengan penghasilan tak menentu. "Kalau ada yang minta dipijat ngasihnya ya seikhlasnya, ada yang Rp 40.000, ya bagaimana yang memberi saja. Kalau suami saya nganggur," ceritanya.
Dia juga memohon bantuan pada Bupati Dedi untuk kebutuhan listrik rumahnya. Bupati Dedi langsung merespon. "Listriknya hari ini kita pasang langsung ke PLN, selain itu kita bantu ibu Areh ini untuk kebutuhan sehari-harinya," kata Dedi sambil berlinang air mata.
Dedi juga berjanji membantu Areh dan suaminya, Sulaeman, untuk memperbaiki rumahnya agar layak huni. Dia juga menjanjikan modal untuk berternak. "Rumahnya gubuk nanti kita perbaiki, suaminya yang menganggur kita belikan domba atau kambing," imbuh Dedi.
Kedatangan warga untuk menyampaikan permasalahan pribadi, bukan yang pertama bagi Dedi.(mdk)