
NBCIndonesia.com - Masih ingat dengan gadis Dayak yang merantau ke ibukota? Gadis dengan nama Galuh Rahmasari ini kembali ke Kalimantan.
Ia bahkan kembali ke alam Kalimantan. Kunjungannya diabadikan di akun instagram miliknya. Galuh berpose di depan sebuah pohon.
Tepatnya di wisata alam air terjun Haratai, Loksado, Kabupaten HSS, Kalimantan Selatan. "Save our forest... edisi msh belum bisa move on dr hutan kalimantan." tulisnya.
Beberapa tempat wisata alam lainnya juga diabadikan di akun instagram miliknya. Selain air terjun Haratai, ia juga mengunjungi lokasi wisata Loksado.

Galuh Rahmasari menaiki bamboo rafting di Sungai Amandit
Keindahan wisata alam di Kalsel mewarnai akun instagram Galuh Rahmasari. Bahkan mampu membuat netizen ingin mengunjungi Kalsel.
Akun bagusadhityo berkomentar "Sayangnya aku gak pernah ke kalimantan nih kak."
Sebelumnya, Kisah gadis Dayak yang mengembara ke ibukota jadi viral di facebook.
Postingan pertama dibagikan 1.205 akun facebook, dan postingan kedua dibagikan 17 akun facebook.
Usai beberapa hari lalu, di akun fotografer, Donny Sopandhi New.
Pembaca medsos seakan menyaksikan cerita si gadis Dayak dari pegunungan Meratus.
Tepatnya di desa nya di Kampung Hujung, Haratai Dua, Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel.
Lokasi yang tak jauh dari kampung halamannya di pegunungan Meratus. "Yg sering jalan2 kekalimantan khususnya daerah loksado pasti tau lokasi difoto ini ad dimana.
Tdnya mah mau ad acara...eh nyasar kesini. Jd judulnya #ngetripcantik kalau ad yg gk suka yaa biarin ajaa..." tulisnya.

Melalui postingan foto sang fotografer.
Donny mengabadikannya ketika gadis bernama Rahmasari duduk di kelas tiga SD. Yakni sekitar 2006 lalu, kini diabadikan kembali pada 27 Februari 2016 lalu.
Meski sudah menginjakkan kaki di ibu kota, kecantikan gadis Dayak tetap terlihat.
Dalam foto yang diposting, Rahma tetap terlihat bak gadis rimba.
Membakar kayu yang biasa digunakan masyarakat Dayak untuk mengusir nyamuk.
Lalu, bagaimana kisah si gadis Dayak bisa sampai ke ibu kota?
Masih dalam postingan Donny, ia menceritakan bagaimana Rahma berpindah dari pegunungan Meratus ke Jakarta.
Perjuangan hidup Rahma yang terbilang cukup berat, karena ditinggalkan oleh anggota keluarganya.
Ibu Rahma meninggal, disusul sang adik yang juga meninggal dunia.
Sementara sang ayah, menikah lagi dan Rahma akhirnya diasuh oleh paman.
Paman Rahma inilah yang akhirnya mengantarkan Rahma ke ibu kota.
"Perjuangan hidupnya tergolong berat. Sejak msh usia balita,Rahma sdh di tinggalkan ibunya meninggal dunia. Kemudian adik nya juga meninggal dunia.
Ayah nya menikah lagi dan Rahma di asuh oleh paman nya hingga lulus SD.," tulis Donny.
Rahma mengenal ibu kota ketika duduk di bangku SMP. Paman Rahma memboyongnya ke Jakarta.
Di ibu kota, ia dititipkan ke salah seorang guru yang juga sebagai pengajar di sekolah tersebut.
"Saat SMP Rahma diboyong Pamannya ke Jakarta,dan di titipkan ke salah seorang Guru. Yang jg sebagai pengajarnya di sekolah."
Kini, sang guru juga menjadi orangtua angkatnya di Jakarta.
"Hingga kini Rahma bersama orang tua angkatnya yg menyekolahkannya di kota besar Jakarta.."
Dalam postingannya, Donny berharap Rahma tetap sebagai gadis Dayak yang menjunjung budaya.
Ibu kota tidak mengubahnya menjadi gadis metropolis.
"Semoga Jakarta tdk menjadikan Rahma menjadi gadis yg metropolis..
Dan keluarga di Pegunungan Meratus berharap agar Rahma Kelak bisa menjadi kebanggaan keluarga dan dusun kelahirannya...Amiiin."(tn)