logo
×

Sabtu, 05 Maret 2016

PDIP Ogah Terima Cagub DKI 'Kutu Loncat'

PDIP Ogah Terima Cagub DKI 'Kutu Loncat'

NBCIndonesia.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan enggan mengusung Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta yang tidak taat kepada partai.

Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira mengatakan, partainya akan mencari calon pemimpinan Jakarta yang setia terhadap partai. Bukan hanya sekedar menjadi kutu loncat, yang tiba-tiba berhenti kemudian pindah ke partai lain.

"Jadi tidak hanya sekedar menjadikan (orang jadi Gubernur DKI Jakarta) kemudian meninggalkan dibelakang-belakangnya. PDIP itu lembaga partai, kami itu tidak sebatas mengantarkan orang sampai gubernur," ujar Andreas di sela-sela diskusi di Populi Center dan Smart FM Network dengan tema 'Para Menteri Bertikai, Apa Langkah Presiden Jokowi?"', Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta, Sabtu (5/3/2016).

Karenanya, apabila seseorang itu setia terhadap partai, maka PDIP juga akan mendukungnya terus jika ingin, seperti ingin melangkah menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Kita bicara lima tahun ke depan, partai akan mendampingi lima tahun ke depan," katanya.

Karenanya, PDIP akan terus melakukan seleksi ketat melakukan penjaringan terhadap para-para calon Gubernur DKI Jakarta.

Sekedar informasi, pernyataan Adreas seperti meyindir Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Karena publik tahu mantan anggota Komisi II DPR tersebut telah tiga kali berganti partai.

Diantaranya, Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) tahun 2004-2008 di mana kala itu Ahok menjabat sebagai Bupati Belitung Timir, kemudian pindah ke Partai Golkar tahun 2008-2012 karena Ahok ingin menjadi wakil rakyat di parlemen, lalu pada saat ingin menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok pindah ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tahun 2012-2014.

Lantaran ada perbedaan pendapat, akhirnya mantan Bupati Belitung timur tersebut memutuskan berhenti dari Partai Gerindra, pada tahun 2014. (ok)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: