
NBCIndonesia.com - Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama, menyindir kegaduhan dalam kampanye menjelang pemilu presiden pada 11 November mendatang. Secarta tidak langsung, sosok yang menurutnya menjadi biang kerusuhan adalah Donald Trump, bakal capres Partai Republik.
Obama mengatakan ada calon yang terlalu banyak mengumbar ujaran kebencian, sehingga proses kampanye tidak diisi diskusi substansial tentang kebijakan, tapi malah caci maki.
"Seharusnya yang menjadi fokus para calon kandidat adalah mencari cara negara kita bisa bertambah baik. Bukan malah saling menghina dan mengejek seperti pelajar di halaman sekolah, memutarbalikkan fakta, serta bukannya menciptakan jurang pemisah antar ras dan kepercayaan," kata Obama di sela penggalangan dana Partai Demokrat, seperti dilansir BBC.

Obama lebih jauh menyindir Trump soal aktivitas si pengusaha yang menjual anggur di sela-sela kampanye. Obama menuding anggur itu pasti dijual mahal, karena Trump selalu mengira namanya layak dijual.
"Saya menduga anggur itu sebetulnya seharga USD 5 per botol. Tapi, mereka pasti memasang label baru, lalu minta anda membayar USD 50 per botol," kata Obama sambil tersenyum.
Kegiatan kampanye Trump selama beberapa pekan ini diwarnai kericuhan. Kelompok minoritas latin dan kulit hitam AS memprotes pandangan sang bakal capres yang rasis. Demikian pula warga muslim Amerika yang merasa Donald Trump sangat memusuhi mereka.
Tak cuma itu, Trump memancing keributan dengan sesama bakal capres. Dia rutin mengejek kandidat lain seperti Marco Rubio, Ted Cruz, maupun Hillary Clinton. Belakangan, Trump menyalahkan Senator Bernie Sanders yang dituding mengirim pendukungnya mengacaukan kegiatan kampanyenya.
Tim pemenangan Trump dua hari lalu membatalkan kampanye di Kota Chicago, karena nyaris terjadi bentrokan antara kubu pro dan kontra Trump. Pengunjuk rasa yang menuntut Trump enyah dari kota itu rata-rata anak muda.
Suka tidak suka, Trump adalah kandidat terkuat Partai Republik sejauh ini. Dia memenangkan pemilihan internal di 12 negara bagian, yang kerap disebut Super Tuesday. Pekan lalu, politikus tajir berkat bisnis kasino dan properti itu menang di Negara Bagian Michigan serta Mississippi.(mdk)