
NBCIndonesia.com - Kericuhan terjadi antara aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP baik dengan warga Kampung Akuarium di Pasar Ikan Luar Batang maupun dengan sejumlah kelompok jurnalis yang hendak meliput dan mengambil gambar proses penertiban di depan Museum Bahari tersebut pada Senin (11/4).
Berikut ini kronologis urut waktu dari awal mula apel gabungan pagi hingga terjadinya kericuhan dan bentrokan antara aparat gabungan dengan warga maupun jurnalis di lokasi yang berada di Jalan Pasar Ikan, RW04, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara itu yang diamati langsung oleh Suara Pembaruan di lokasi.
Pukul 06.00 WIB:
- sejumlah aparat gabungan baik TNI, Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja datang dari segala penjuru dan berbaris rapih di Jalan Pakin Raya (depan Menara Miring dan bangunan VOC Galangan yang merupakan satu bagian dari Museum Bahari).
- sejumlah ruas jalan dari dan menuju Jalan Pakin baik dari arah Ancol, Kota, Pluit, Muara Baru, hingga Jembatan Tiga ditutup aksesnya oleh petugas Dinas Perhubungan dan Transportasi Pemprov DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya.
Pukul 06.30 WIB:
- ribuan aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP mendengarkan apel yang dipimpin oleh satuannya masing-masing. Dalam apel tersebut ditekankan agar seluruh pasukan tidak menggunakan senjata api ataupun menembakkan gas air mata tanpa persetujuan dan komando dari pimpinan masing-masing regu.
- pasukan intel kepolisian dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara, Polsek Metro Penjaringan, maupun Kodim 0502/JU baik yang berpakaian preman (baju sipil) mulai disebar ke seluruh penjuru wilayah Pasar Ikan Luar Batang sesuai zona dan regunya, yakni Zona 1 (Pasar Ikan), Zona Dua (Kampung Akuarium dan Kampung Baru), dan Zona Tiga (Gudang dan bangunan di depan Apartemen Gedong Panjang).
Pukul 06.55 WIB:
- sejumlah pasukan Reserse dan Sabhara dari satuan Kepolisian menyisir bangunan kios Pasar Ikan PD Pasar Jaya yang sebagian besar sudah dibongkar sendiri dan ditinggalkan oleh pemiliknya untuk memastikan tidak ada orang yang masih menempati lokasi itu.
Pukul 07.00 WIB:
- 11 unit alat berat excavator UPT Alkal PU (Dinas Bina Marga & Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta) ditemani puluhan dump truck dan beberapa Shovel milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta masuk ke dalam kawasan Pasar Ikan Luar Batang yang berada di Zona Satu dan mulai meratakan bangunan kios di Pasar Ikan itu.
- Sekitar 200-300 warga Kampung Akuarium dan Kampung Baru yang masih bertahan di rumah mereka berdiri dan membentuk barikade bangku dan meja di tengah Jalan Ikan (Perbatasan Zona 1 dan Zona 2) untuk menghalangi pasukan gabungan masuk lebih jauh ke dalam permukiman mereka.
Pukul 07.08 WIB:

- adapun aktivis HAM, Ratna Sarumpaet sudah berdiri paling depan untuk memimpin warga Kampung Akuarium yang masih bertahan untuk menahan dan bertahan dari ratusan pasukan gabungan yang sudah mulai merambat masuk ke dalam kawasan Pasar Ikan.
- dialog sempat coba dibangun oleh Ratna, namun anggota Polisi Wanita (Polwan) langsung mengamankan yang bersangkutan karena sejumlah kalimat yang provokatif, ia kemudian di bawa ke Posko Tiga Pilar yang berada di dalam area halaman Menara Miring Museum Bahari.
- puluhan ibu rumah tangga bershalawat dengan menggelar terpal memanjang di tengah jalan, dan duduk bersama mengucapkan shalawat dan takbir sebagai bentuk protes mereka terhadap penggusuran yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Pukul 07.10 WIB:

- Kapolsek Metro Penjaringan, AKBP Ruddi Setiawan dan Camat Penjaringan, Abdul Khalit melayani warga untuk saling berdialog dan mempersilakan warga untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan yang ingin diungkapkan oleh warga dengan berdiri di atas sebuah bangku kayu yang awalnya dijadikan barikade warga sehingga lebih mudah dilihat oleh warga dan pasukan gabungan.
- kericuhan dengan tindakan saling dorong dan nyaris baku hantam antara warga Kampung Akuarium dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) karena anggota Satpol PP yang tiba-tiba meringsek masuk tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kapolsek dan Camat.
- kericuhan mulai mereda setelah Kapolsek dan Camat meminta anggota Satpol PP untuk mundur sejenak hingga pihaknya selesai berdialog dengan perwakilan warga yang juga berdiri di atas bangku kayu dengan jarak dua meter dari posisi Camat dan Kapolsek.
Pukul 08.00 WIB:
- dialog antara unsur Tiga Pilar (Camat, Kapolsek, dan Danramil) dengan perwakilan tokoh masyarakat Kampung Akuarium berjalan buntu, pasalnya tuntutan penundaan penggusuran dan ganti rugi yang disampaikan oleh warga tidak ditanggapi dengan serius dan solutif oleh Camat Penjaringan.
Pukul 08.15 WIB:

- Kabag Op Polres Metro Jakut, AKBP Lillik Tribowo Iriyanto, datang di tengah-tengah Camat, Kapolsek, dan Danramil untuk mengingatkan warga bahwa waktu negosiasi dan komunikasi sudah habis dan menyampaikan bahwa anggota gabungan Polisi, TNI, dan Satpol PP akan maju dan membubarkan kerumunan warga.
- Lilik dalam kesempatan itu mengingatkan dengan nada keras kepada warga agar tidak ada yang melakukan perlawanan terhadap aparat dan mengancam akan menjerat secara pidana kepada masyarakat yang berupaya melawan dengan Pasal Melawan Pejabat Negara yang sedang Bertugas.
Pukul 08.30 WIB:
- sejumlah Polisi Wanita (Polwan) dan anggota Satpol PP perempuan diperintahkan oleh Lilik melalui pengeras suara untuk maju dan mengerumuni sejumlah ibu rumah tangga yang berada di barisan terdepan untuk melakukan shalawat.
- anggota Satpol PP, Polisi, dan TNI mulai melakukan pemisahan antara ibu-ibu rumah tangga dengan para pemuda pria, para pria didorong mundur ke belakang dan samping, sempat terjadi lempar-lemparan batu dan kayu antara pemuda dengan pasukan gabungan kepolisian.
Pukul 08.45 WIB:
- sejumlah Polwan dan anggota Satpol PP Perempuan mulai menarik ibu-ibu rumah tangga secara paksa meski banyak dari mereka yang berupaya bertahan dan menangis histeris karena ada beberapa diantaranya yang digotong dan diangkat paksa layaknya hewan yang baru ditangkap dan hendak dipindahkan selesai diburu, karena ditarik tangan dan kakinya dari berbagai sisi.
- ibu rumah tangga tersebut kemudian dipindahkan ke Bus Sekolah yang sudah disiapkan oleh petugas yang kemudian hendak membawa para ibu rumah tangga tersebut, sejumlah ibu rumah tangga berupaya berontak dan menolak untuk masuk ke dalam bus, kericuhan antara ibu-ibu rumah tangga dengan Polwan dan Satpol PP perempuan tidak terhindarkan.
Pukul 08.48:
- kericuhan pecah antara pasukan gabungan Polisi dan Satpol PP dengan kelompok jurnalis fotografer yang bermula karena salah seorang anggota Satpol PP bersikap kasar dan arogan dengan mendorong seorang fotografer hingga jatuh dan mengucapkan kalimat makian dan menantang yang tidak pantas ke arah jurnalis.
- kondisi semakin memanas, pasalnya saat jurnalis hendak mengambil gambar dari jarak dekat saat ibu-ibu rumah tangga dibawa paksa oleh Polwan dan Satpol PP Perempuan, dihalang-halangi oleh petugas kepolisian dan Satpol PP yang mendorong dan memaksa jurnalis untuk mundur.
Pukul 08.55 WIB:
- kericuhan antara aparat gabungan dengan jurnalis mulai mereda saat anggota Satpol PP yang memancing keributan dipukul dan diamankan oleh sesama anggota rekannya.
Pukul 09.00 WIB:
- sebagian alat berat milik Pemprov DKI Jakarta mulai masuk ke dalam Zona 2 dan Zona 3 yang sudah kosong dari kerumunan warga Kampung Akuarium dan mulai melakukan penghancuran terhadap bangunan rumah-rumah warga.
Pukul 09.30 WIB:
- sejumlah alat berat sempat berhenti sesaat, dan kemudian tidak sampai 30 menit mulai melajutkan kegiatan pembongkaran terhadap bangunan milik warga.
Hingga berita ini diturunkan, sejumlah alat berat masih bekerja menertibkan sisa bangunan warga Kampung Akuarium yang ada di Zona 2 dan penertiban berjalan dengan kondisi cenderung sudah mulai terkendali. (sp)