logo
×

Sabtu, 16 April 2016

Mungkin Keseringan Minum Bir, Ahok dan Pendukungnya Mimpi Ahok Jadi Presiden

Mungkin Keseringan Minum Bir, Ahok dan Pendukungnya Mimpi Ahok Jadi Presiden

NBCIndonesia.com - Ketika Hary Tanoe mengirim SMS ancaman kepada seorang Jaksa dimana isi SMS nya menyebut HT yakin akan menjadi Presiden kelak, masyarakat luas langsung mencibir HT. kebanyakan dari mereka termasuk yang membaca artikel ini mengatakan  : Mimpi kali yee..

Kenapa HT disebut sedang bermimpi? Karena cita-citanya sudah over dosis.  Sama dengan Aburizal Bakrie, sama juga dengan Farhat Abbas dan sama juga dengan Ahok.  Benar begitu , kawan?

HT dibilang sedang mimpi di siang bolong, karena faktanya HT belum pernah menjadi Pemimpin masyarakat baik di level  Kabupaten, Propinsi ataupun memimpin lembaga-lembaga besar Negara. Ibarat kata hanya  pedagang pasar tiba-tiba pengen jadi Bupati.  Dipikirnya jabatan bupati bisa dibeli dengan uangnya. Parah yang begini mah.

Ahok juga sama parahnya. Culun mungkin istilahnya yang lebih tepat. Ahoknya aja culun, bagaimana tidak culun para pendukungnya. Haha.

Saya tidak tahu persis sebenarnya tetapi mungkin semua itu gara-gara Bier. Sejak jadi Gubernur, Ahok selalu menyimpan Bier di kulkasnya. Ketika bonus-bonus penghasilan sudah tinggi, Ahok mampu membeli Bier untuk dikonsumsinya setiap hari. Mungkin juga karena sering stress dengan tekanan pekerjaan sehingga membutuhkan alcohol untuk menetralisirnya.

Alkohol itu memabukkan. Ini adalah pendapat para ahli.  Hanya orang bego aja yang ngotot bilang Bier tidak memabukkan.

Pernah ada orang bego ngotot di lapak komentar artikel saya dan mengatakan minum Bier sekaleng tidak memabukkan. Saya jawab memang benar 1 kaleng tidak membuat mabuk. Tetapi tidak ada orang yang doyan bier yang akan puas dengan minum 1 kaleng. Kecuali Bier nya dapat dikasih sementara orangnya tidak punya uang lagi untuk membelinya sendiri.

Sebenarnya, ketika  alcohol itu mulai masuk dalam aliran darah maka tubuh terangsang untuk menyuruh mulut untuk menambah lagi pasokan alkoholnya. Judulnya orang minum minuman beralkohol itu 98% bertujuan agar tubuhnya terasa terbang diawang-awang.  Dan setelah merasa diawang-awang, kalau mereka punya uang banyak dan punya waktu luang maka mereka akan terus menambah Bier nya sampai mukanya merah kayak kepiting rebus. Pada saat itulah orang itu disebut teler.

Efek bier (alcohol)  dalam jumlah sedikit akan membuat tubuh menjadi hangat, pikiran mulai melayang-layang, rasa Percaya Diri meningkat,  Omongan jadi lancar dan pikiran tiba-tiba menjadi optimis. Sampai taraf ini memang belum disebut memabukkan tetapi sebenarnya pola berpikir kita sudah berubah karena efek alcohol tersebut.  Makanya ajaran Agama  manapun melarang umatnya untuk menenggak alcohol.

Oh ya. Salah satu efek Bier juga membuat orang tidak mampu mengontrol emosinya. Pasokan alcohol dalam darahnya membuat dirinya tiba-tiba menjadi Pede. Rasa empatinya, rasa menghargai orang lain juga langsung menipis.  Orang minum beralkohol cenderung mudah tersinggung dan mudah marah. Mungkin itu juga sebabnya Ahok gampang marah dan gampang menuduh orang.

Dan kalau memang benar Ahok Doyan Mabok, maka judulnya kemudian :  Masa ada orang doyan mabok malah ingin jadi Presiden?  Hahahahaha.

Disisi lain mungkin Ahok tidak punya cermin di rumahnya. Ini istilahnya saja. Bahwa Ahok tidak mampu mengukur dirinya sendiri.  Level dirinya ada dimana dan level yang ingin dijangkaunya ada dimana.

Ahok memang terbukti pernah terpilih menjadi Bupati Belitung Timur. Tapi rupanya dia terlalu Ge Er. Baru setahun setengah jadi Bupati, dia berpikir orang akan memlihnya menjadi Gubernur Bangka Belitung. Ditinggalkannya begitu saja jabatan bupatinya yang baru 16 bulan.

Dengan Pedenya dia ikut Pilgub Bangka Belitung. Langsung K.O.  tetapi Ahok memang bandel dan mungkin songong. Over confindence.  Dia  menjajal lagi Pilgub Sumatra Utara. Kembali lagi disana jadi Pecundang.  Akhirnya dia semakin nekat dan pengen ikut Pilgub DKI.  Lagi-lagi kandas. KTP yang ingin dikumpulkannya jauh dari jumlah target.

Tiba-tiba ada bintang jatuh.  Prabowo yang kasihan padanya memungutnya dan mendampingkan si Ahok menjadi Cawagub  Jokowi. mulai sejak itu Keberuntungan Ahok menjadi-jadi. Ahok menjadi sangat Hoki. Popularitas Jokowi benar-benar menjadi anugrah buatnya. Ahok pun mulai ngetop sengetop-ngetopnya.

Kalau saja Ahok punya Cermin dan mampu mengukur levelnya sendiri maka ia akan sadar bahwa jabatan Gubernurnya saat ini adalah “hadiah warisan” dari Jokowi. masyarakat DKI itu dulu tidak memilihnya menjadi Wagub. Mereka memilih Jokowi untuk menjadi Gubernur dan Ahok ketiban pulungnya.

Seharusnya dengan kondisi begitu Ahok itu akan berterima kasih dengan warga Jakarta dan menghargai warga Jakarta. Tetapi malah sebaliknya. Ahok dengan jabatannya itu mulai menjadi Arogan. Semua anak buahnya di Balai kota dikasarinya. Masyarakat luas juga dikasarinya. Gara-gara ingin memfasilitasi kepentingan bisnis para konglomerat kemudian Ahok main gusur-gusur masyarakat DKI. Arogansinya sudah menjadi-jadi. Dia lupa daratan dan malah berambisi ingin jadi Presiden.

Kalau menurut saya sih, jangankan menjadi Presiden. Jadi gubernur DKI aja belum tentu tercapai.   Tidak usah level Gubernur DKI deh.  Saya berani terjun dari Monas kalau Ahok pindah ke Bangka Belitung dan ikut Pilgub disana saya yakin dia tidak akan terpilih.

Dan semalam ada seorang pendukung Ahok yang membuat Artikel bahwa Ahok bisa saja menjadi Presiden.  Saya yang baru bangun tidur buka kompasiana langsung tertohok dengan judul tulisannya. Hahahaha.

Isi artikelnya memuja muji si Ahok. Menurut penulis ini Ahok pasti terpilih di Pilgub DKI 2017 lewat jalur independen. Disitu saja saya sudah senyam-senyum dalam hati berucap lebay banget sih lo.  Lalu dia menyebutkan dengan kemampuan Ahok membangun personal brandingnya, dan bersahabat  dengan banyak pihak termasuk parpol-parpol yang ada maka mereka semua akan mendukung Ahok untuk maju di Pilpres 2019. Hahahahaaa.. Kkakakakakaa….   saya langsung tertawa keras-keras. Istri saya heran melihat saya pagi-pagi sudah terpingkal-pingkal  sambil melototin HP. Anak saya yang SD kelas 1 langsung terbangun, padahal biasanya susah sekali membangunkanya untuk berangkat sekolah. Hahahahaa.

Langsung saya login dan komentar di lapaknya. Cewek yang nulis jadi saya panggil mbak. (padahal belum tentu wanita , mungkin namanya saja yang wanita). Haha.

Saya langsung berkomentar (bertanya) :  Mbak tidak minum bier sebelum menulis artikel ini kan? Hahahahaaa.  Sampai saya tulis artikel ini saya masih ingat dan tetap merasa geli dengan artikel yang super culun dan lebay itu.

Yang pertama Ahok itu belum tentu bisa jadi Gubernur DKI lagi. Elektabilitasnya sebelum heboh Sumber Waras dan Reklamasi hanya 43%. Hanya 43% penduduk DKI yang menginginkan Ahok menjadi Gubernur pada saat sebulan yang lalu. Coba sekarang bikin survey lagi paling hasilnya tinggal 30%.  Coba saja kalau ada lembaga survey yang berani.  Saya yakin saat  ini tidak akan ada lembaga survey pendukung Ahok yang berani membuat survey elektabilitas saat ini.

Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Ahok akan tumbang di Pilgub DKI 2017. Jangankan lewat jalur independen, lewat parpol saja saya yakin Ahok akan jadi pecundang di Pilgub DKI nanti.

Yang kedua, penulis itu mengatakan Ahok mampu membangun Brand nya. Hahahaha.  Mana ada tokoh yang suka berucap kasar dan suka main tuduh bisa membangun Personal Branding.  Ini penulisnya memang hebat sekali merangkai kata tetapi argument logikanya terbukti sangat lemah.  Terasa Baper gitu loh. Hahahaha.

Jelas menurut saya, penulisnya sedang bermimpi indah agar junjungannya bisa menjadi Presiden. Saya bertaruh sampai seratus tahun kedepan tidak akan pernah ada  Politisi yang bisa mengalami perjalanan Politik seperti Jokowi. Jadi Gubernur DKI kurang dari 2 tahun dan langsung menjadi Presiden.

Ini adalah Peristiwa yang benar-benar langka. Ini adalah Kuasa Tangan Tuhan.  Ini bukan Matematika, ini bukan ilmu Politik atau Ilmu Dukun setinggi apapun.  Kalau penulisnya tidak culun dan tidak lebay, andai saja sebelum menulis, dia bertanya dengan banyak pakar seperti Pakar Politik, Pakar Sosiologi, Pakar Tata Negara hingga Pakar Dukun maka semuanya akan mengatakan Tidak mungkin ada orang yang bisa sama nasibnya dengan Jokowi.  2  tahun jadi Gubernur DKI lalu langsung jadi Presiden. Hehehe.

Yah bagaimana lagi. Sudah dua bulan yang lalu saya menyimpulkan para pendukung Ahok itu culun-culun. Dan salah satunya adalah penulis ini.  Dan cara menulis artikelnya membuat saya menduga, ini adalah orang yang sama yang menyanggah salah satu artikel saya. Waktu itu namanya Andika (pakai nama pria).Dia mengatakan saya Rasis karena membuat judul Apakah Admin warga Tionghoa.

Waktu itu saya melihat sanggahannya dan membaca balasan komentarnya langsung saya menyimpulkan “Andi” ini adalah salah seorang Admin Kompasiana.  Dan saya cermati cara membuat artikelnya dengan cara menyusun kalimatnya terlihat sama dengan artikel super lebay  semalam yang mengatakan Ahok bisa jadi Presiden.  Jangan-jangan penulis ini juga Admin Kompasiana yang sedang menyamar sehingga berganti-ganti nama. Hahahahaa.

Kalau hanya bicara kata mungkin ya memang benar. Ahok mungkin bisa jadi Presiden. Farhat Abbas pun mungkin bisa jadi Presiden.  Semua orang mungkin saja bisa jadi Presiden. Tetapi mungkinnya seperti apa dong?

Pesan saya buat para pendukung Ahok.  Janganlah semakin kemari menjadi semakin Culun dan Lebay saja.  Bangun kawan… jangan terlalu sering bermimpi dan jangan terlalu sering mengkonsumsi Bier.

Sekian. (ks)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: