
NBCIndonesia.com - Mata seluruh netizen kini tertuju pada wilayah Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Di sana, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan ratusan rumah yang sebelumnya berdiri tegak selama puluhan tahun.
Ihwal penggusuran tersebut juga ramai di jejaring sosial Twitter.
Berdasarkan pantauan TRIBUNNEWS.com, pada pukul 10.00 WIB, ada dua topik penertiban yang bercokol di trending topic jejaring sosial tersebut.
Salah satunya adalah tagar #AhokTerorisLuarBatang yang dibikin oleh para netizen sebagai penolakan terhadap penggusuran.
Kendati begitu, ada yang aneh dengan tagar tersebut.
Sempat menempati posisi teratas trending topic di Twitter, tiba-tiba tagar tersebut menghilang dari peredaran.
Sambil menyematkan tagar tersebut, netizen mengutuk penggusuran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kicauan-kicauan pedas dari netizen pun meluncur sebagai penolakan atas penggusuran.
Pemilik akun @Restyies, misalnya, yang berkicau, "Alasan mau mempercantik Masjid Luar Batang tapi warga sekitar yg memakmurkan Madjid itu digusur #AhokTerorisLuarBatang."
Ada pula akun @SiBonekaKayu yang mengunggah foto aktivis Ratna Sarumpaet yang digandeng oleh anggota polisi wanita (polwan) di lokasi penertiban.
"Ratna Sarumpaet dipaksa keluar oleh polwan zona wilayah Luar Batang yg dieksekusi #AhokTerorisLuarBatang," kicau pemilik akun tersebut.
Sementara, pemilik akun @wawan309wsn mengajak pengguna Twitter berdoa untuk para warga Luar Batang.
"Mari tweeps...berdoa utk sodara2 di Luar Batang...Al Fatihah....Amiin YRA #AhokTerorisLuarBatang," cuit @wawan309wsn.
Masih ada sederet komentar para netizen yang menolak penggusuran tersebut.
Saat Kekecewaan & Putus asa melanda anak cucu kita, karena apa yg dilakukan saat ini oleh #AhokTerorisLuarBatang pic.twitter.com/wZQCwGx0Pr— GAJAH MADA (@GajahMada76) 11 April 2016
Penggusuran ricuh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membongkar ratusan bangunan di Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin (11/4/2016) pagi.
Pembongkaran yang berlangsung alot akibat adanya pengadangan dari warga dan berujung ricuh antara warga serta petugas gabungan.
Berdasarkan pantauan Warta Kota, terpantau sejumlah warga yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga ini berteriak histeris saat diangkut hingga diseret petugas Polisi Wanita (Polwan) dan Satpol PP wanita.
Mereka yang menggegelar doa dan protes bersama, dianggap petugas menghalangi jalannya program merevitalisasi Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa tersebut.
Tak ayal, petugas gabungan yang geram akibat perilaku warga yang terbilang menghalangi jalannya penertiban pun diangkut petugas.
Mereka meronta, berteriak, hingga mencaci maki petugas gabungan yang mengangkut tubuh mereka.
"Astagfirullah Haladziiim! Allahuu akbaaar! Masuk nereka kalian! Lepaskan! Lepaskan saya! Tidaaak!! Biadab kalian! Biadab! Lepaskan! Lepaskan!" teriak salah seorang warga Pasar Ikan berjenis kelamin wanita yang diangkut petugas.
Sementara itu, warga tak hanya berteriak, namun menangis histeris sembari merebahkan badan mereka di jalan.
Mereka yang selaku warga Pasar Ikan pun menghalangi petugas yang hendak membongkar.
"Ayo ibu ibu jangan melawan. Tolong jangan halangi pembongkaran. Ayo ibuuu jangan menangis ibuu.. Ayo bu ke depan. Jangan di sini ya bu yaaa..." ucap salah seorang Polwan saat mengangkat seorang warga yang tengah menangis histeris.
Beberapa pemuda warga di lokasi yang sempat mengamuk juga diangkut polisi.
Mereka meronta hingga menyukitkan petugas.
Hingga kini, suasana di lokasi belum kondusif.
Puluhan pemuda Pasar Ikan kembali menghadang pihak kepolisian yang tengah melakukan pengamanan di lokasi.
Tanggapan Ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah penertiban yang dilangsungkan di wilayah Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Ahok meminta kepada warga Pasar Ikan agar tidak melakukan penolakan penertiban.
Pasalnya bangunan yang mereka dirikan berada di atas lahan milik negara.
Meski berlangsung ricuh karena adanya pemaksaan untuk melanjutkan penertiban, Ahok enggan disebut bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melanggar HAM.
"Melanggar HAM apa? Membiarkan orang Jakarta tinggal dalam kemiskinan, itu lebih melanggar HAM," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).
Ahok berkeyakinan ketika warga Pasar Ikan sudah direlokasi ke rumah susun, kehidupan dan perekonomian mereka akan jauh lebih baik.
Dia mencontohkan hal itu telah terjadi pada warga Kalijodo yang lebih dulu huniannya ditertibkan dan direlokasi.
Ahok sebut kehidupan warga Kalijodo, terutama anak-anak, jauh lebih baik.
Pasalnya saat di Kalijodo, anak-anak berada di tengah-tengah lingkungan yang marak prostitusi.
"Lihat saja Kalijodo. Anak-anak sekarang sekolah lebih baik. Dijemput bus, dikasih KJP (Kartu Jakarta Pintar), dibilang melanggar HAM. Membiarkan anak-anak melihat pelacuran, prostitusi, perjudian, mabok, semua di depan muka pintu tidak melanggar HAM anak?," imbuh dia.
Senin pagi (11/4/2017) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibantu petugas gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, dan Polisi melangsungkan penertiban di permukiman liar di wilayah Pasar Ikan.
Gas air mata, aksi saling dorong, sehingga bentrokan tak terhindarkan mewarnai penertiban. (tn)