
NBCIndonesia.com - Seorang pemuda yang menggunakan pin dengan gambar palu dan arit di dada kanan harus menelan pil pahit dimaki dan ditempeleng oleh Ketua Umum LSM KPK, Mochammad Firdaus Oiwob. Pelapor Zaskia Gotik atas tuduhan pelecehan Pancasila itu dengan penuh emosi langsung turun dari mobil dan menghentamkan tangannya ke wajah pemuda yang mengendarai motor tersebut.
Sosiolog Uri Sedha menyatakan sudah tak sepatutnya Firdaus melakukan hal tersebut. Sebab, ada baiknya tak main asal pukul dan lebih baik bertanya dulu ke pemuda tersebut apa maksud menggunakan pin palu arit itu.
"Jika benar ya seharusnya ditanya dulu secara baik-baik," katanya saat dihubungi, Selasa (19/4).
Meski demikian, dia menegaskan kejadian tersebut masih belum dapat dipastikan kebenarannya. Sebab, masih banyak kejanggalan dari kejadian yang direkam di sebuah video yang diunggah di Youtube tersebut.
"Harus dicek dulu kebenarannya," ujarnya.
Seperti diketahui, Aksi tersebut terekam dalam video berdurasi 6 menit 6 detik. Dikutip dari akun Juwido Lee Lsm Kpk, Selasa (19/4), para anggota LSM ini langsung turun dari kendaraannya dan menemui pemuda yang mengendarai motor. Mereka meminta pin tersebut dicabut, dan menginterogasinya di depan umum.
Tak lama Ketua Umum LSM KPK, Mochammad Firdaus Oiwob keluar dari mobil dan memarahinya. Tidak puas, Oiwob menempeleng kepalanya berkali-kali, lalu menjambak rambutnya.
"Kamu orang Indonesia? Kenapa pakai pin PKI?" teriak Oiwob dengan nada tinggi, lalu tangannya menempeleng dari belakang.
Kejadian itu mengundang sejumlah pengendara mendekat, namun mereka tak berani melerai kejadian itu. Bahkan, seorang pejalan kaki ikut menempeleng kepalanya. Polisi yang berpatroli pun tidak menghentikan aksi kekerasan tersebut. Oiwob mengaku sebagai anak tentara yang ayahnya ikut serta memberantas PKI pada 1965.
"Ini NKRI, bukan PKI broo," ucapnya.
Sebelum melepas pemuda yang diketahui bernama Gilang ini, Oiwob meminta dia untuk membaca butir-butir Pancasila. Sayangnya, dia tidak mampu menyebutkannya satu persatu, termasuk ketika diminta menyanyikan lagu nasional 'Indonesia Raya. (mdk)