
Nusanews.com - Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 mencapai angka 5 persen. Namun realisasinya hanya mencapai 4,92 persen.
Penetapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia itu diiringi optimisme lantaran pemerintah menerapkan mekanisme belanja negara di awal tahun. Hal ini mendorong stimulus ekspektasi positif dari para investor.
Ekonom PT Bank Permata, Joshua Pardede menilai, optimisme memang diperlukan untuk memulai pembangunan di awal tahun. Namun, pemerintah juga diharapkan menetapkan target yang realistis agar investor tidak kecewa apabila target tidak tercapai.
"Target juga jangan ketinggian, nanti jauh dari realisasi, sehingga akan menyangkut kredibilitas. Investor sangat memperhatikan hal itu," ucap Joshua di Tangerang, Banten, Sabtu (28/5).
Menurutnya, investor yang menanamkan modalnya melalui instrumen portofolio maupun sektor riil, sangat peka terhadap hal itu.
Joshua khawatir akan terjadi capital outflow atau penundaan investasi apabila pemerintah tidak bisa menjaga kredibilitas.
"Kalau portfolio maka akan ada capital outflow, tapi sektor rill ya bisa penundaan investasi," tutup Joshua. (mdk)