logo
×

Kamis, 02 Juni 2016

Dalai Lama: Jerman Tak Boleh Berubah Jadi Negara Muslim

Dalai Lama: Jerman Tak Boleh Berubah Jadi Negara Muslim

Nusanews.com - Dalai Lama mengatakan bahwa jumlah pengungsi yang datang dan meminta suaka ke Jerman terlalu banyak. Ia khawatir, banyaknya pengungsi di Jerman akan mengubah negara tersebut menjadi negara Muslim.

"Eropa, contohnya Jerman, tidak boleh berubah menjadi negara Arab," katanya saat wawancara dengan harian Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung. "Jerman adalah Jerman. Terlalu banyak (pengungsi) sehingga membuat situasi jadi sulit."

Padahal, Dalai Lama sendiri adalah seorang pengungsi. Dalai Lama merupakan pengungsi yang lari dari Tiongkok ke McLeod Ganj, Dharamsala, India, karena takut nyawanya terancam saat terjadi pemberontakan di Tibet pada 1959. Saat itu, Dalai Lama memimpin puluhan ribu pengikutnya lari ke India, dan tinggal di sana hingga sekarang.

Diperkirakan ada sekitar 120 ribu warga Tibet yang tinggal di India. Mereka yang lahir di negara tersebut bahkan memiliki hak untuk memilih saat pemilu.

"Dari sudut pandang moral, saya merasa pengungsi hanya boleh tinggal sementara waktu," tambah Dalai Lama.

Gelombang pengungsi di Eropa terjadi sejak beberapa tahun lalu ketika perang pecah di Suriah. Jutaan warga Suriah memutuskan untuk mengungsi ke luar negeri guna menghindari perang brutal, yang tampaknya akan berlangsung dalam waktu cukup lama.

Sekitar 1 juta pengungsi tiba di Jerman sepanjang tahun lalu. Mereka tidak mengharapkan hal lain selain kehidupan yang aman dan tentram tanpa suara dentuman bom.

Dalai Lama mencoba untuk tetap menunjukkan "kasih sayang" terhadap pengungsi dengan mengatakan: "Ketika kita melihat wajah para pengungsi, terutama anak-anak dan wanita, kita dapat merasakan penderitaan yang mereka alami. Tujuannya harus tetang bagaimana mereka dapat kembali dan membangun kembali negaranya." (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: