logo
×

Senin, 06 Juni 2016

IPW: Tito Masih Terlalu Yunior untuk Menjadi Kapolri

IPW: Tito Masih Terlalu Yunior untuk Menjadi Kapolri

Nusanews.com -  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian, digadang-gadang menjadi satu diantara perwira yang cocok menggantikan Jenderal Badrodin Haiti untuk menjadi Kapolri. Namun peluang Tito untuk memimpin korps Bhayangkara sepertinya akan terganjal karena masih banyak senior diatasnya yang pantas untuk menjadi Kapolri.

"Diharapkan, Komjen Tito Karnavian tidak ikutan dalam bursa calon Kapolri saat ini, mengingat Kepala BNPT itu masih panjang masa dinasnya," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane di Jakarta, Senin (6/6/2016).

Menurut Neta, sejak 10 tahun terakhir, Polri sudah menyiapkan para kader calon pimpinannya dengan sistem assesment. Polri sebenarnya mempunyai banyak kader terbaik untuk calon pimpinannya. Saat ini masih banyak juga senior yang jauh di atas Tito, sehingga mantan Kapolda Metro Jaya itu perlu lebih dulu mendukung perwira yang senior untuk menjadi Kapolri.

"Tito terlalu yunior dan masih banyak senior di atasnya. Sehingga tidak baik bagi organisasi Polri, kalau ada pihak tertentu yang mendorong Tito untuk menjadi calon atau bahkan menjadi Kapolri," jelasnya.

Neta menilai, jika pun Tito menjadi Kapolri dipastikan dia tidak akan nyaman memimpin para seniornya. Tito bisa menjadi Kapolri, mungkin bisa saja di masa mendatang, mengingat masa pensiunnya masih lama, yakni 2022.

Lebih lanjut Neta mengatakan, Presiden Jokowi diharapkan memilih calon Kapolri dari kader terbaik, yang punya integritas, dedikasi, pengalaman, prestasi, kepemimpinan, dan jaringan yang bisa diterima masyarakat luas, baik di internal maupun eksternal. Dalam memilih calon Kapolri, Presiden diharapkan tidak mendengarkan suara-suara orang yang tidak jelas, yang tidak paham terhadap visi dan misi Polri ke depan.

"Patokan yang perlu diperhatikan Presiden adalah Pasal 11 ayat 6 UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri, yang menegaskan bahwa Calon Kapolri adalah Perwira Tinggi Polri yang masih aktif, dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karir," jelasnya.

Ke depan, sambung Neta, Polri membutuhkan figur Kapolri yang bisa membangun membangun soliditas organisasi secara utuh, mampu membawa Polri makin profesional dan modern, mampu membuat Polri cepat merespon laporan masyarakat, mampu menjaga keamanan, mampu menumpas kejahatan kelas teri maupun kakap, dan mampu menumpas para penjahat yang berseragam polisi di internal kepolisian.

"Dengan demikian Kapolri pasca Jenderal Haiti, bisa diharapkan berjalan maksimal dan bisa makin profesional dalam melayani masyarakat," tutup Neta. (ht)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: