logo
×

Selasa, 28 Juni 2016

Kemarahan Polisi, Personel Terluka Karena Ulah Jakmania

Kemarahan Polisi, Personel Terluka Karena Ulah Jakmania

Nusanews.com - Pertandingan Persija di Stadion Gelora Bung Karno pada Jumat (24/6) malam lalu berujung ricuh. Laga yang baru dijalankan dengan 1 gol untuk Sriwijaya terpaksa dihentikan karena situasi sangat tidak kondusif.

Penyebabnya, suporter Persija yang dikenal dengan sebutan Jakmania melakukan serangan ke petugas yang berjaga di lapangan dalam. Mereka menjebol pagar dan melemparkan air keras. Serangan itu sampai ke luar stadion dan menyebabkan penjual minuman di sekitar stadion ikut menjadi korban.

Banyak isu berembus mengatakan Jakmania berbuat brutal karena dilarang polisi menonton. Ada pula yang menyebut aksi itu sebagai balas dendam insiden tewasnya Fahreza, anggota Jakmania, beberapa bulan lalu.

Namun semua itu ditepis polisi. Polisi memastikan perbuatan onar yang dilakukan Jakmania murni tindakan kriminal.

"Saya tuh di TKP, jadi kalau dilihat kapasitas itu di lantai 1 tribun itu perkiraan yang harusnya full 40 ribu penonton itu, kemarin diperkirakan yang nonton hanya antara 30 ribuan. Engga bener itu. Masa dilarang masuk," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, di Polda Metro Jaya, Senin (27/6).

Awi pun memaparkan lokasi bangku penonton saat itu, yang di mana Tribun Selatan tampak sepi. Sedangkan Tribun bawah hingga pintu VIP sampai muter gate Utara-Timur kondisi penuh.

"Penuh Tribun mulai dari di bawah pintu VIP sampai muter ke gate Utara-Timur. Itu penuh dan titik krusialnya daerah situ memang paling ramai. Pertandingan paling ramai di situ, mulai tribun VIP Barat, tapi Tribun Timur ke Selatan sepi dan atas kosong," ujarnya.

"Jadi kalau ditanya kita dilarang masuk, ya masuk yang mana? Ya kita kan mesti mengatur. Selama ini kita lakukan begitu dan kita lakukan persuasif," tambahnya.

Dia juga menolak jika dikatakan kerusuhan ada hubungannya dengan balas dendam akan kematian suporter The Jakmania, Fahreza, beberapa waktu lalu, Awi mengaku polisi masih menyelidiki.

"Sebenarnya perkiraan intelijen kita juga sudah mengetahui hal tersebut. Dalam artian kejadian itu kita verifikasi kemudian kita dapatkan faktanya di RS KKO bahwasanya terjadi perbedaan yang katanya infonya dipukul oleh polisi ternyata di RS KKO yang bersangkutan korban kecelakaan. Ada ketidak terbukaan jangan sampai polisi jadi kambing hitam lagi," ujarnya

"Karena fakta-fakta di lapangan tudak terjadi itu, bahwasanya almarhum Fahreza itu ke gate dua sudah sempoyongan, akhirnya kita tolong. Malah polisi yang menolong, bukan polisi yang mukulin. Fakta itu yang sampai sekarang belum kita temukan, apakah antar suporter itu kita tidak tahu. Sebenarnya yang dusta siapa? Kalau memang ada suporter Jakmania yang klaim pembunuhan, kami sampai sekarang belum menemukan pembunuhan itu," tutupnya.

Peristiwa itu juga ditanggapi calon Kapolri Komjen Tito Karnavian. Sebagai bekas Kapolda Metro Jaya dia paham benar dengan Jakmania.

Menurutnya Persija harus mendapat sanksi. "Hal-hal lain yang berpotensi konflik menjadi atensi saya seperti kasus bola kemarin kita harus selesaikan dengan cepat," ujarnya.

"Penegakan hukum harus berjalan. Saya kira kemarin sudah ada yang diamankan. Kedua, perlu ada komunikasi dengan Polda Metro Jaya dengan Jakmania. Karena kemarin ada ribut saya kira perlu ada sanksi untuk itu. Saya kira dalam posisi ini teman-teman The Jak harus bisa menahan diri," pungkasnya. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: