
Nusanews.com - Listrik dibutuhkan oleh rakyat. Terlebih lagi masyarakat di desa yang memiliki usaha kecil seperti usaha jahitan atau pembuatan kue. Selain itu juga anak-anak memerlukan listrik untuk penerangan saat belajar di malam hari.
"Problem konkrit seperti ini yang harus kita hadapi dan selesaikan bersama," ucap Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Groundbreaking Proyek Mobile Power Plant (MPP) Jeranjang (2 x 25 MW) di Kecamatan Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pagi ini (Sabtu, 11/6).
Hal ini disampaikan Presiden usai menanyakan kepada masyarakat yang belum memasang listrik di rumahnya. Sebanyak 42 orang maju ke atas panggung dan mereka sebenarnya telah memiliki lampu di rumah tapi dengan cara ngalir dari listrik tetangga.
Sebelumnya, Presiden bertanya tentang siapa yang telah memasang listrik 450 watt.
"Berapa sebulan habis?" tanya Presiden. "Rp. 40 ribu untuk 3 bulan," jawab Sairin ang telah memasang listrik 450 watt dengan sistem pulsa setahun lalu secara gratis.
Di awal sambutannya, Presiden mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah 9,9 persen untuk kwartal pertama tahun ini, sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional adalah 4,92 persen.
"Artinya ekonomi di NTB dibandingkan provinsi lain lebih baik," ujar Presiden.
Presiden menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi beberapa negara, yakni Korea Selatan, Rusia dan Jepang. Saat berkunjung itu, lanjut Presiden, banyak yang memuji Indonesia karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik dan dapat bertahan dalam situasi di mana hampir semua negara mendapatkan masalah.
"Mereka memuji kita tapi saya masih malu, kalau mereka tahu di provinsi-provinsi kita masih banyak lampu yang mati karena pasokan listrik yang kurang," ujar Presiden.
Kekurangan pasokan listrik juga dialami Provinsi NTB. Hal ini diakui sendiri oleh Direktur Utama PLN, ketika Presiden bertanya langsung pada Dirut PLN.
"Di sini dan beberapa tempat karena kurang (pasokan listrik), saya yakin masih ada yang byar pet. Kalau nambah daya pasti belum bisa dipenuhi," ujar Presiden. (rm)