
Nusanews.com - Mantan Wantimpres RI Rachmawati Soekarnoputri kecewa tahun ini 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Menurutnya, hal itu sudah sangat terlambat.
Sebab, penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila seharusnya sudah bisa dilakukan pada masa Pemerintahan Megawati Soekarnputri.
"Agak terlambat. Harusnya beberapa tahun lalu saat Megawati jadi Presiden tahun 2003. Saya kurang tahu, kenapa tahun 2003 diem-diem aja? Tidak ada gaung sama sekali? Tidak ada upaya pemerintah menjadikan (kelahiran Pancasila) hari nasional," ungkap Rachmawati dalam acara peringatan 115 tahun kelahiran Bung Karno di Aula Kampus UBK, Jakarta, Senin (6/6).
Selain itu, pada masa pemerintahan Mega pula, TAP MPRS XXXIII Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno seharusnya dicabut.
"Aneh bin ajaib, alias anomali. TAP MPRS XXXIII Tahun 1967 ini tidak disentuh sama sekali. Maksud pemerintah itu apa?" tekan putri ketiga Bung Karno ini mempertanyakan.
Padahal, Soekarno sendiri dikenal sebagai penyambung lidah rakyat, penggali Pancasila, Proklamator serta Presiden RI pertama.
Karena sangat ironis, 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional, tetapi sang penggali Pancasila sendiri masih terbelenggu oleh TAP MPRS tersebut.
Karena lewat TAP tersebut, nama, ajaran, dan paham sang proklamator dikebiri oleh Pemerintah Orde Baru. "Kalau pemerintah tidak mencabut TAP MPRS XXXIII Tahun 1967, Pancasila tidak akan membumi," tandasnya. (rm)