
Nusanews.com - Kasus model calon Kapolri Tito Karnavian yang dinilai melangkahi senior bukanlah yang pertama di tubuh Polri. Sehingga, tidak ada alasan menolak Tito Karnavian karena melangkahi senior-senior perwira tinggi bintang tiga lainnya.
"Senioritas di lingkungan Polri tidak ditentukan oleh angkatan, tapi pangkat," ujar Inspektur Jenderal (Purn) Taufiequrachman Ruki, saat ditemui di Sahid Jaya Hotel, Jakarta Pusat (Rabu, 15/6).
Menurut Ruki, tidak ada aturan di lingkup Polri dan TNI yang mengharuskan senior harus lebih dulu menjabat suatu jabatan tertinggi. Lulusan terbaik Akpol 1971 itu mencontohkan beberapa pergantian Kapolri yang juga berkaitan dengan isu senior-junior.
Pergantian Kapolri tahun 1996, kata Ruki, Jenderal Dibyo Widodo berstatus alumni Akpol tahun 1968 saat melangkahi seniornya Roesmanhadi yang Akpol 1969.
Lalu, lanjut Ruki, Kapolri tahun 2001 dijabat oleh Jenderal Da'i Bachtiar Akpol 1972 melewati Adang Daradjatun yang Akpol 1971.
"Jadi, ini bukan pertama kali ada junior melangkahi seniornya. Siapa yang pangkat dan jabatannya lebih tinggi dialah yang senior. Ketika Tito jadi Kapolri, siapa yang lebih senior?" pungkas mantan Ketua KPK tersebut.
Sebelumnya, Tito dianggap terlalu muda untuk disertakan dalam bursa calon Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Salah satunya dari Indonesian Police Watch (IPW). (rm)