
Nusanews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak meminta maaf terhadap korban “Brexit” saat lebaran menunjukkan mantan Wali Kota Solo ini tidak punya sikap legowo dan merasa paling benar.
“Padahal sebelumnya Jokowi sudah menyatakan Tol di Brebes-Pejagan mempermudah pemudik dan menyalahkan pemerintah sebelumnya, namun faktanya tidak,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen, Jumat (15/7).
Kata Muslim, Jokowi tidak memberi maaf ini menandakan ingin menjaga citra sebagai pemimpin yang tidak pernah bersalah. “Padahal Jokowi hanya pandai retorika dan tidak punya hasil kerja nyata. Tolak permintaan maaf ini menandakan Jokowi ingin menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah sebagaimana selalu didengungkan para pendukungnya,” papar Muslim.
Muslim mengatakan, peristiwa ‘Brexit’ yang memakan korban menandakan amburadulnya pemerintahan Jokowi dalam mengelola jalan tol. “Jokowi hanya mengandalkan citra dan terlihat bekerja tapi tanpa perencanaan yang bagus,” ungkap Muslim.
Selain itu, kata Muslim, kasus ‘Brexit’ saat lebaran bisa menjadi pintu masuk menjatuhkan Presiden Jokowi. “Kalangan DPR harus kritis dan bisa memanggil Presiden Jokowi dalam kasus ‘Brexit’ ini,” pungkasnya. (it)