logo
×

Sabtu, 30 Juli 2016

Nah Loh, Keluarga Korban Penyanderaan Bosan Disuruh Pemerintah Terus Bersabar

Nah Loh, Keluarga Korban Penyanderaan Bosan Disuruh Pemerintah Terus Bersabar

Nusanews.com - Keinginan keluarga ABK tugboat Charles ke Jakarta, Minggu (31/7) mendatang, semakin menguat. Terlebih lagi, kesehatan empat korban sandera semakin menurun dan diancam akan dibunuh militan Abu Sayyaf, apabila tidak segera menyerahkan tebusan 250 juta peso. Di Jakarta, keluarga ingin menemui Presiden Joko Widodo.

Ancaman satu per satu tawanan bakal dibunuh disampaikan militan Abu Sayyaf dari kelompok Al Habsy Misaya, juga telah sampai ke pemerintah. Namun sayang, respons pemerintah yang disampaikan melalui telepon, belum menenangkan keluarga korban.

"Kementerian Luar Negeri bilang bersabar, sedang dilakukan upaya-upaya pembebasan," kata Dian Megawati Ahmad, istri dari ABK Ismail, Jumat (29/7).

Keberangkatan ke Jakarta yang difasilitasi PT Rusianto Bersaudara, selain Dian, yang ikut serta nantinya adalah Elona Rahmadani (istri Robin Piter), Abdul Muis (ayah kandung kapten Ferry Arifin), keluarga Edi Suryono dari Parepare Sulawesi Selatan, serta anak kandung Muhammad Nasir dari Semarang, Jawa Tengah. Sehari kemudian, Senin (1/8), mereka akan menemui sejumlah pihak.

"Di antaranya kita akan ke Komnas HAM, meminta pendampingan. Tentu kami ingin bertemu dengan Pak Presiden, mudah-mudahan bisa melalui pendampingan Komnas HAM," ungkap Dian.

"Ini adalah hari ke-39 suami dan keluarga kita disandera. Kenapa sandera ABK Brahma dan Henry tempo hari, bisa lebih cepat? Kenapa ABK Charles lamban? Sudah 39 hari ini, sudah cukup (bersabar)," tambah Elona dalam kesempatan yang sama.

"Iya, sekian lama hari demi hari berjalan, tentu dikatakan kita bersabar, bosan juga. Untuk itu kami ingin menemui langsung pemerintah, yang katanya mengupayakan pembebasan," timpal Dian.

Keinginan kuat keluarga korban ingin menemui presiden Joko Widodo di Jakarta nanti, bukan tanpa alasan.

"Keinginan kuat untuk bertemu Pak Presiden Jokowi itu pasti ada. Siapa lagi pemimpin tertinggi di negara ini, kalau bukan Pak Presiden? Ya kan? Mudah-mudahan nanti bisa melalui Komnas HAM, melalui pendampingannya," sebut Dian. (mdk)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: