logo
×

Jumat, 22 Juli 2016

SBY Kritik Keras Amerika dan Trump

SBY Kritik Keras Amerika dan Trump

Nusanews.com - Meski berada di Soul, Korea Selatan, untuk memimpin kegiatan Presiden Global Green Growth Institute (GGGI), Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap memantau dinamika politik Konvensi Nasional Partai Republik yang calonkan Donald Trump sebagai Presiden AS pengganti Obama.

"Dunia sedang melihat apa yang sekarang terjadi di Amerika, bukan hanya gaduhnya politik menjelang Pilpres 2016, tetapi juga hal-hal lain. Negara adidaya yang sering dianggap sebagai Champion of democracy dan role model ini menurut saya sedang menghadapi ujian sejarah," tulis Presiden GGGI melalui akun Twitternya dan dishare di akun Facebooknya yang terpantau pada Kamis (21/7/2016).

Menurutnya, Amerika yang didukung dengan kekuatan militer mendunia harus menelan pahit karena negara dinilai SBY mulai tidak aman. Hal ini, lanjut SBY, ditandai dengan insiden penembakan dengan korban yang tak sedikit terus terjadi, bahkan sudah menyasar aparat kepolisian.

"Negara yang aktivis HAMnya paling kritis & sering mengadili negara lain, ternyata konflik rasial kembali marak & terjadi di beberapa kota. Trend yang ada menunjukkan masyarakat Amerika makin nasionalistik, sensitif terhadap negara lain & Islamophobia juga makin menguat," ujarnya mengkritik.

Terkait Calon Presiden Amerika Donald Trump, SBY mengatakan bahwa retorika Trump yang akan larang muslim masuk AS dan akan bangun tembok sepanjang AS dan Meksiko ternyata mendapat dukungan yang kuat.

Kondisi ini, lanjut dia, membuat situasi pra-pilpres makin panas dan kampanye negatif makin menjadi-jadi yang diwarnai oleh bentrokan fisik terjadi di sejumlah tempat kampanye.

"Saatnya Amerika lakukan introspeksi & berbenah diri, karena kita hampir tak percaya semua itu terjadi di negara yang berperadaban maju. Mungkin rakyat Amerika menganggap hal ini adalah urusan dalam negeri mereka & tak ada urusannya dengan negara lain. Menurut saya tidak," katanya.

Melanjutkan kritik kerasnya terhadap Amerika, SBY menyatakan bahwa negara negara yang mengklaim dirinya sebaga "world leader" dan selalu libatkan diri dlm urusan negara lain, Juga sering mengekspor demokrasi dan HAM.

"Jika masalah domestik tak dibenahi & tak berikan contoh dlm demokrasi, HAM & rule of law, ia kehilangan legitimasi untuk ajari bangsa lain," tulisnya.

Ditambahkan dia bahwa Pilpres 2016 di AS saat ini adalah urusan dalam negeri mereka. Akan tetapi yang mereka bicarakan adalah dunia dan juga menyangkut negara lain.

"Sekalipun ancaman Trump untuk larang Muslim masuk AS itu baru retorika politik, tetapi telah memunculkan ketegangan & masalah baru. Apalagi, debat & perang politik di Amerika sekarang ini disaksikan di seluruh dunia melalui tayangan televisi siang & malam" ujar SBY.

Sebab itu, SBY mengimbau Indonesia bersikap netral dalam pilpres di AS dan meminta AS harus aktif mengurangi persoalan dunia. "Bagi Indonesia, janganlah kita serba silau dengan negara lain. Kita bisa lebih baik. Asalkan kita terus berbenah & sempurnakan diri," pungkas SBY. (rn)


Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: