
Nusanews.com - Dalam kontestasi Pilkada, sesungguhnya yang paling menentukan bukanlah dukungan partai, melainkan sosok calon kepala daerah itu sendiri.
"Di daerah-daerah itu sosok jauh lebih menentukan, bukan partai," kata pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhroh di Bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7).
Jika sosok itu bagus dan didukung mesin partai yang kuat maka peluang menang terbuka lebar.
"Sosoknya bagus, mesin partainya oke, itu bisa menjadi paduan yang luar biasa," terang pengamat yang akrab disapa mba Wiwiek tersebut.
Ia mencontohkan, incumbent Fauzi Bowo alias Foke saat laga Pilkada Jakarta 2012 silam. Rival Jokowi itu akhirnya tumbang. Fauzi lupa adanya pemilih mengambang atau swing voter.
"Apalagi ada sosok yang fenomenal yang bisa merepresentasikan kekecewaan-kekecewaan masyarakat yang selama ini tidak pernah melihat pada sosok petahana," jelasnya.
Nah, nasib Foke bisa juga dialami petahana sekarang, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dikenal pemarah dan berbicara kasar.
"Hal yang sama jika Ahok yang pemarah dan sebagainya itu dikontraskan dengan orang yang lebih konkrit dan sabar, sama saja, selesai. Apalagi dulu juga sama, pak Foke dikerubuti oleh partai-partai," katanya.
Siti mengingatkan, momen Pilkada menjadi kesempatan masyarakat untuk mengoreksi pemimpinanya.
"Seperti Jokowi dulu, dengan performance yang sederhana, sabar, sementara Foke itu pemarah dan sebagainya. Dikontraskan seperti itu, maka Jokowi jadi di atas angin. Itu swing voternya cepat sekali," tukasnya. (rmol)