
Nusanews.com - Deklarasi Partai Priboemi tanggal 17 Agustus 2015 lalu, dihadiri oleh Pembina Partai Gerindra, mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Djoko Susanto, hingga oleh media dan masyarakat, Djoko “dinobatkan” sebagai salah satu Pembina Partai Priboemi.
Berjalan selama 1 tahun Partai Priboemi tidak begitu banyak melakukan kegiatan, selain menghadiri beberapa undangan seperti Rapat Akbar di Luar Batang Jakarta Utara, Rabu (20/4/2016) yang dihadiri Sekjen Partai Priboemi Heikal Safar, dan juga Djoko Susanto yang hadir sebagai Ketua Pembina Laskar Priboemi.
Juga melakukan beberapa deklarasi dukungan bagi calon kepala daerah, seperti Adhyaksa Dault di acara Bincang Politik Jumat Malam Wedangan 2000, dan juga deklarasi bagi salah satu Calon Walikota Depok Dimas-Babai.
Sebagai sebuah partai, Priboemi yang sampai saat ini masih di “Nakhodai” alias Ketua Umum, H. Muhardi, juga tidak lepas dari berbagai masalah, baik secara internal maupun eksternal, namun semua itu tidak membuat para pengurus menjadi lemah, bahkan semakin solid dan kuat.
Selama satu tahun banyak kerikil dan sandungan yang terjadi dalam perjalanan, bahkan hingga harus terjadi intrik di dalam partai, namun seperti yang dikatakan, “Untuk Tahu Rasanya Sehat, Harus Bisa Merasakan Sakit Dulu” demikian juga yang terjadi dalam tubuh pengurus Partai Priboemi.
Kesemuanya menjadikan para pengurus khususnya di Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Priboemi bisa menjadi semakin kuat dalam sebuah proses menuju ikatan kekeluargaan.
Belum lagi dengan kejadian dengan ditinggalkannya Partai Priboemi oleh salah satu pembinanya Bapak Sarifuddin asal Aceh, yang harus melawan penyakitnya, di Rumah Sakit Sembiring Medan Sumatera Utara, namun apa daya, beliau sudah menghadap lebih dulu Yang Maha Kuasa tanpa sempat ikut dalam peringatan HUT Ke-1 Partai Priboemi yang akan diadakan di Kartika Chandra Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kuningan Jaksel.
“Kami sadar jika partai belum mendapatkan legalitas dari Menkumham, namun bukan berarti kami harus berkecil hati, lalu hilang begitu saja, kami harus bertanggung jawab kepada daerah yang percaya kami bisa mengakomodir ikutnya partai dalam percaturan politik Indonesia,” ujar Heikal Safar selaku Sekjen partai.
Heikal juga menambahkan saat ini, Priboemi sedang berusaha untuk berdiri sebagai salah satu oposisi di dalam percaturan politik Indonesia.
“Itu tujuan kami, walaupun saat ini persoalan legalitas hukum dari Menkumham masih belum keluar, namun soal tempat kami (priboemi) menjadi oposisi harus bisa kami laksanakan,” ujar Heikal.
Heikal mengatakan persoalan sebagai partai oposisi kembali kepada masyarakat, bagaimana masyarakat menilai, dikarenakan Priboemi sendiri masih belum memiliki legalitas, namun Heikal bersama rekan di Partai Priboemi tetap akan menjadi sebuah kelompok untuk tetap bisa mengkritik pemerintah.
“Kami katakan bagus, jika memang pemerintah membuatnya menjadi bagus, namun kami juga tidak segan-segan mengatakan itu jelek, jika memang jelek, apalagi menyangkut hidup hajat orang banyak, terutama bagi pribumi,” pungkas Heikal.
Terkait dengan HUT Partai Priboemi yang pertama, para pengurus tidak bermuluk-muluk dalam menyelenggarakan, namun setidaknya semua persiapan murni dilakukan oleh pribumi, tanpa campur tangan asing.
“Sesuai motto kami, PribumiHarus Menjadi Tuan Di Negeri Sendiri,” ucap Heikal tegas. (pb)