
Nusanews.com - Ketua DPD Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik kembali menyampaikan prediksinya terkait konstalasi politik di Ibu Kota.
Dia mengatakan, tingkat kerawanan calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk gagal berlaga di Pilkada DKI 2017 lebih tinggi ketimbang calon Gubernur yang diusung partainya, Sandiaga S Uno.
Pasalnya, Ahok hanya didukung tiga partai politik yang jumlahnya hanya 24 kursi. Yaitu, partai NasDem 5 kursi, Hanura 10 kursi, dan Golkar 9 kursi. Sedangkan syarat calon gubernur yang bisa maju dari jalur Parpol adalah 22 kursi.
Menurut dia, jumlah tersebut sangat rentan perselingkuhan. Sebab, jika salah satu parpol menarik dukungann, dipastikan jumlah suara dukungan terhadap Ahok tidak memenuhi syarat. Alias gagal ikut bertarung.
Apalagi, kata Taufik, ketiga Parpol pengusung Ahok saat ini masih melakukan tawar-menawar atau berebut tempat untuk menaruh orang yang akan mengisi posisi wakil gubernur untuk mendampingi Ahok.
Hal itu lah yang membuat dirinya yakin, rawan terjadi perpecahan di internal Koalisi Kepartaian dan Kerakyatan itu.
"Pasti mereka mau naruh orang untuk jadi cawagubnya Ahok. Kalau nggak ada titik temu kan bisa pecah," kata Taufik, Jakarta, Senin (15/8/2016).
Lebih jauh, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini menjelaskan, hal tersebut berbeda dengan Koalisi Kekeluargaan yang dibentuk atas kesepakatan tujuh parpol di DKI Jakarta.
Dimana total kursi yang dimiliki oleh Koalisi Kekeluargaan yakni 82 kursi, dengan rincian PDIP 28 kursi, Gerindra 15 kursi, PPP 10 kursi, PKS 11 kursi, Demokrat 10 kursi, PKB 6 kursi dan PAN 2 kursi.
"Jadi, kalau ada satu parpol Koalisi Kekeluargaan yang keluar, kan nggak ada pengaruhnya. Kita tetap bisa majukan calon," tandasnya. (ts)