Nusanews.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, mengatakan, seharusnya Ibu Kota khususnya Jakarta, tidak hanya sebagai kota bisnis atau pemerintahan, melainkan jadi pusat kebudayaan.
"Ibu Kota bukan hanya kota bisnis, pemerintahan, tapi juga harus jadi roh dan jiwa, harus jadi pusat kebudayaan. Supaya seluruh warga negara yang datang ke Jakarta berkembang jiwanya, selain berkembang badannya," beber pria kelahiran 10 Desember 1954 itu saat mengunjungi Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin, di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat (26/8) kemarin.
Dikatakan mantan Menteri Keuangan era Presiden Gus Dur itu, Indonesia sendiri memiliki keunggulan di bidang sastra, film, puisi, drama, dan lainnya dibanding negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Namun kenyataannya, Jakarta hanya mengedepankan pembangunan pusat perbelanjaan dibanding pusat kebudayaan.
"Bangsa Indonesia secara budaya lebih unggul dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia. Tetapi kalau kita ke Jakarta masa isinya mal-mal doang, ini bangsa mal? Suruh ke mal terus? Masa kelasnya cuma segitu," tandas mantan Kepala Bulog itu.
Ia pun mengakui sosok Ali Sadikin yang pernah menjadi gubernur DKI Jakarta, merupakan pemimpin yang mengedepankan kebudayaan.
Pasalnya, selama menjadi gubernur, dirinya selalu memperhatikan pusat kebudayaan dengan membangun pusat kebudayaan seperti PDS H.B Jassin, Museum Tekstil, Sinematografi Usmar Ismail, dan beberapa pusat kebudayaan serta memberikan anggaran kepada pusat kebudayaan.
Oleh sebab itu, Rizal berharap agar pemerintah Jakarta meniru kota-kota besar di dunia, seperti New York, London, dan Berlin yang mempunyai pusat-pusat kebudayaan berkelas internasional.
“Jakarta harus berbenah. Kita unggul dalam sastra dan seni lukis, tapi pada kenyataannya kita tak diberi tempat untuk berkreasi,” pungkas Rizal. (jn)
