
Oleh: Buni Yani
Pemelintiran isu demo 4 November mulai berlangsung oleh tim kampanye salah satu cagub sekarang untuk mempengaruhi opini publik dan aparat.
Berikut klarifikasi agar jangan termakan pemelintiran tersebut:
1. Demo tanggal 4 November dipelintir menjadi FPI melawan Ahok. Ini untuk mengecilkan magnitude demo ini. Itu sangat salah. Yang benar adalah warga negara menuntut pemerintah agar menegakkan hukum karena kita negara hukum dan semua orang sama di muka hukum. Yang akan naik ke panggung tidak cuma orang FPI tapi semua elemen yang mendukung penegakan hukum.
2. Demo ini dituduh memecah belah bangsa. Ini tuduhan tak berdasar, ngawur dan ahistoris. Karena sejak zaman kolonial dulu umat Islam dan para ulama sudah berada di garda depan dalam merebut kemerdekaan. Sama sekali tak ada alasan menuduh gerakan ini memecah belah bangsa. Mereka fokus pada penegakan hukum.
3. Demo ini dituduh ditunggangi ISIS dan akan menjadikan Indonesia menjadi Suriah kedua. Kata mereka, ini skenario global. Ini juga tak kalah ngawur. Di sebuah grup WA disebar pesan bahwa panitia mewajibkan peserta demo untuk membawa bendera merah putih, bukan bendera organisasi. Ini melambangkan kecintaan pada tanah air. Tak ada bukti demo sudah disusupi ISIS. Panitia fokus pada penegakan hukum sebagai dasar terciptanya keadilan bagi semua warga negara.