
NUSANEWS - Masyarakat rupanya sudah mulai kritis terhadap rasa kebangsaan dan akidah mereka, terbukti ketika sebuah logo yang terpampang di mata uang pecahan Rp. 100.000 yang dulunya menggunakan logo Bank Indonesia dengan bentuk huruf B ditengah dan huruf I menempel tepat di tengah huruf B, kini tampak berubah.
Namun kejelian ini dimulai oleh siapa tidak diketahui oleh para netizen, yang menemukan keganjilan perubahan pada logo yang tertera di bawah tulisan nominal Rp. 100.000, dimana gambar logo BI sudah tidak terbaca lagi, dan diganti dengan sebuah logo yang tidak terlalu bisa dipahami, namun mirip dengan gambar sebuah arit dan palu.
Akibatnya para pengguna sosial media membenarkan jika memang gambar tersebut adalah palu arit. Dan netizen yang kaget, mulai membagikan ke kelompok atau grup serta sosial media yang mereka miliki. Harapannya pihak Bank Indonesia bisa memberikan keterangan terkait dengan hal tersebut.
“Palu Arit” memang dikenal sebagai lambang milik paham komunis dimana para tokoh nasional lainnya sudah mencurigai jika paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan ini, sudah mulai kembali tumbuh di masyarakat.
Bahkan beberapa waktu lalu, para penganut paham ini mulai berani bermunculan, dengan tertangkapnya para pemakai baju kaos berwarna merah dengan logo tersebut. Bahkan masyarakat menilai kemunculan paham ini tidak serta merta, namun dengan mengusung sebuah paham yang dinamakan Liberalisme atau paham kebebasan.
“Saya rasa komunis memang berawal dari paham liberal, dimana mereka mengutamakan yang namanya kebebasan, hanya saja, komunis lebih ekstrim dengan tidak mempercayai yang namanya Tuhan,” ujar Darwis Sibua, tokoh muda muslim Maluku Utara di Jakarta.
Menurutnya seseorang yang sudah berpaham liberal mau percaya Tuhan juga percuma, karena aturan sebuah keagamaan sudah pasti akan berbenturan dengan paham yang hanya mendahulukan ego pribadi.
“Dalam agama ada aturan-aturan yang harus di ikuti oleh pemeluknya, tidak bisa seenaknya saja, jadi bukan karena dirinya mempercayai liberal, lalu bisa seenaknya saja, menyuruh sebuah Agama mengikuti kemauannya,” ujar Darwis.
Sementara itu terkait dengan logo yang memang mirip Palu Arit di mata uang tersebut, sampai saat ini belum ada tanggapan apapun dari pihak Bank Indonesia, selaku satu-satunya Lembaga yang berhak mengedarkan uang Rupiah di Indonesia. (pb)