
NUSANEWS - Ketua Umum Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI), Mohammad Hariadi Nasution S.H., M.H., C.L.A, menyayangkan sikap Presiden RI Joko Widodo, yang lagi-lagi gagal paham menyikapi Aksi Bela Islam II.
Hal itu disampaikan Hariadi, menanggapi sikap Presiden RI Jokowi yang tak menyelesaikan persoalan pada akar masalahnya.
Kunjungan Jokowi ke markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur pada hari Kamis (10/11/2016) misalnya, lalu kedatangannya ke PP Muhammadiyah beberapa hari sebelumnya dengan membawa kendaraan tempur, merupakan sinyal ancaman terhadap rakyat.
“Ada apa Presiden mendatangi Kopassus, membawa kendaraan tempur, barracuda ke Muhammadiyah, apa mau show of force? Atau itu sinyal ancaman?” kata pria yang akrab disapa Ombat itu, kepada Panjimas.com, Jum’at (11/11/2016).

Tak hanya itu, “gerilya” Jokowi mendatangai para tokoh-tokoh Ormas dan ulama juga dinilai bukan langkah yang efektif. Sebab yang didatangi maupun dipanggil ke Istana, tak memiliki kaitan langsung dengan penyelenggara Aksi Bela Islam.
“Kenapa yang didatangi ulama-ulama yang tidak ada kaitannya dengan Aksi Bela Islam 411? Kenapa Presiden tidak datang -jangan ke FPI deh– ke Az Zikra saja, temui Ustadz Arifin Ilham, yang selama ini dikenal lembut. Ini lagi-lagi Presiden Jokowi gagal paham,” ungkapnya.
Menurut Hariadi, langkah strategis yang seharusnya dilakukan Jokowi adalah memerintahkan aparat mempercepat proses hukum terhadap Ahok yang telah dinyatakan MUI telah menista Islam dan menangkapnya.
“Presiden harus cerdas lah melihat permasalahan ini atau jangan-jangan tukang bisiknya yang nggak cerdas,” tegasnya.
Ia juga meminta pihak istana jangan beralasan macam-macam, karena hal itu akan membuat rakyat semakin muak, dari mulai alasan tak jadi shalat Jum’at di Istiqlal, hingga alasan macet sehingga tak bisa kembali ke Istana Negara.
“Menurut saya, Presiden yang katanya mau datang shalat Jum’at di Istiqlal tapi tidak jadi, mau menemui tapi jalanan macet, seharusnya itu jangan jadi alasan. Kalau dia memang sayang sama rakyatnya, temui dong. Katanya suka blusukan, ini rakyat sudah datang ke istana, presiden nggak perlu blusukan, masuk got, cukup temui mereka kalau benar-benar sayang sama rakyat,” tandasnya.(pm)