
NUSANEWS - Persoalan Rohingya di Myanmar rupanya menjadi sebuah perhatian serius bagi Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak yang memberikan pidatonya beberapa waktu lalu, dengan mengajak Presiden Joko Widodo agar mau ikut mengumpulkan rakyat Indonesia demi membela dan memperhatikan kondisi di Rohingya.
Namun ada sebuah ucapan, PM. Najib yang dianggap oleh Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab sangat tendensius dengan mengerdilkan Aksi Belas Islam III 212 lalu.
Dimana Najib menyinggung dan mengkerdilkan ABI III 212 lalu, yang menurut Najib dianggap tidak memperdulikan nasib Rohingya. Hal ini justru dibantah oleh Habib Rizieq, dikarenakan ABI III 212 lalu adalah persoalan penistaan agama dan ulama. Dan menurut Habib Rizieq hal itu justru menjadi tanggung jawab besar umat Islam, khususnya di Indonesia.
Habib Rizieq justru mengingatkan kepada Najib jika persoalan Rohingya, baik FPI maupun umat Islam lainnya sudah sering melakukan demo di Kedutaan Besar Myanmar. Bahkan itu dilakukan jauh sebelum Najib berbicara soal Rohingya.

“Bahkan FPI sudah melakukan gelar pertemuan dengan Mujahidin Rohingya, sekaligus menggalang dana untuk Mujahidin Rohingya sejak empat tahun lalu,” ujar Habib Rizieq.
Bahkan Habib Rizieq berjanji dalam waktu dekat akan kembali turun ke jalan untuk menuntut kepada pemerintah Myanmar terkait dengan kekerasan yang dilakukan kepada penduduk di Rohingya, di Kedutaan Besar Myanmar di Jalan Haji Agus Salim 109 Menteng Jakarta Pusat.
“Kini kita tunggu apa tindakan nyata pemerintah Malaysia dalam membantu Mujahidin Rohingya. Mereka membutuhkan basecamp untuk latihan dan senjata dan logistik untuk bertahan dalam berjihad,” tulis Habib Rozieq melalui akunnya @syihabrizieq. Sambil mengingatkan agar PM Najib segera bisa membantu, agar tidak terkesan hanyalah sebuah retorika belaka.
Habib Rizieq juga mengucapkan selamat kepada PM. Najib Tun Razak yang sudah bertakbir untuk menggelorakan jihad membantu Rohingya, dan Habib berharap agar pemimpin umat Islam lainnya juga bisa segera mengikuti langkah PM. Dato Najib. (pb)