logo
×

Sabtu, 24 Desember 2016

Sulitnya Pekerjaan Di Perkotaan, Pekerja Cina Didorong ke Desa

Sulitnya Pekerjaan Di Perkotaan, Pekerja Cina Didorong ke Desa

NUSANEWS - Dewan Penasihat Negara Cina mengeluarkan imbauan resmi mendorong pengang guran di daerah urban untuk kembali ke daerah pinggiran. Seruan itu dikeluarkan untuk para pekerja migran dari daerah pinggiran yang belakangan kian sukar mendapatkan pekerjaan.

Dalam seruan yang dilansir awal Desember 2016 tersebut, pemerintah di perdesaan diperintahkan menyediakan bantuan keuangan dan teknologi untuk bersiap menerima imigran internal. Para migran internal tersebut akan dipekerjakan di pertanian, pemrosesan makanan, dan sektor wisata.

Menurut South China Morning PostPanduan tersebut dikeluarkan bersamaan dengan perlam batan ekonomi Cina dan sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan di perkotaan.

Warga yang disasar imbauan tersebut adalah para pekerja yang kehilangan pekerjaan akibat penutupan sejumlah pabrik belakangan. Lulusan universitas yang belum mendapat pekerjaan dan veteran perang yang menganggur juga disasar.

Saat ini, angka resmi yang dilansir Kementerian Sumber Daya Manusia dan Keamanan Sosial Cina mencatatkan bahwa tingkat pengangguran di Cina mencapai angka 4,04 persen. Jumlah ini hanya meningkat sekitar 0,01 persen dari tahun lalu. Jumlah pengangguran di Cina menurut data yang sama sebanyak 98,3 juta orang, menurun dari tahun kemarin sebanyak 97,8 juta.

Kendati demikian, Bloombergmelansir beberapa waktu lalu bahwa lembaga riset ternama Fathom Consulting memperkirakan bahwa angka sebenarnya jumlah pengangguran di Cina mencapai tiga kali lipat yang diumumkan pemerintah. Pada 2016 lalu, Fathom Consulting mencatat bahwa indikator pengangguran di Cina telah menunjukkan angka 12,9 persen sejak 2012.

Menurut laporan Fathom Consulting, meski belum ada pemecatan massal, jumlah orang yang tak bekerja dengan kapasitas penuh kian bertambah. Cina memiliki masalah pengangguran tersembunyi yang substansial, tulis analis dalam laporan yang diterbitkan Juni lalu tersebut.  (rol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: