logo
×

Selasa, 24 Januari 2017

Pemerintah Klaim Impor Pangan Mulai Turun

Pemerintah Klaim Impor Pangan Mulai Turun

IDNUSA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim impor pangan sudah turun drastis. Menurutnya, ada 14 komoditas pangan di Tanah Air yang mengalami peningkatan produksi. Antara lain beras. Pemerintah sudah dua tahun tidak melakukan impor.

“Kita tidak impor beras ini dampaknya luar biasa. Ada 5 negara kesulitan karena biasa ekspor ke Indonesia. Thai­land, Vietnam, Myanmar, Laos, Pakistan. Artinya, Indonesia ini mampu, hebat, subur, dan yang penting kita menyatu,” ungkap Amran saat menghadiri Penandatanganan Kesepakatan Tanam Cabe antara Kemen­terian Pertanian (Kementan) dengan Tim Penggerak (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Tengah, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Jawa Tengah, dan Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Kodam IV Diponegoro, di Semarang, Jawa Tengah Senin (23/1).

Selain beras, Amran menye­butkan, produksi bawang dan jagung mengalami peningka­tan tajam. Menurutnya, impor dua komoditas tersebut turun hingga 66 persen.

Amran mengapresiasi kerja sama penanaman cabe yang dilakukan jajaran Kementan dengan Iwapi. “Ada satu cabe (harganya) naik, yang lain tu­run, tapi ributnya bukan main. Ini (kerja sama) solusi per­manen. Kita bergerak bersama Ibu-ibu PKK, Iwapi, Persit di seluruh Indonesia,” katanya.

Amran meyakinkan, gerakan menanam cabe ini akan mem­bawa manfaat untuk ibu-ibu. Menurutnya, hanya dengan menanam cabe dan pangan lainnya, bisa menekan biaya rumah tangga sebesar Rp 1 juta per hari.

“Satu juta biaya sayur per hari dikali 60 juta (ibu rumah tangga) bisa Rp 60 triliun per hari. Sebulan kali 60 juta bisa Rp 600 triliun per bulan. Seta­hun Rp 270 triliun. Itu hampir separuh dari APBN kita. Itu terjadi kalau kita bergerak ber­sama karena berasnya sudah cukup, tinggal cabe,” ungkap Amran.

Di tempat yang sama, Ketua Tim PKK yang juga istri Gubernur Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo meyakini ibu-ibu PKK sudah bergerak.

Atikoh menuturkan, selama ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Tengah berasal dari petani. Hanya saja, ha­sil evaluasi dari pemerintah provinsi, dari 10 komoditas di Jawa Tengah, yang tertinggi inflasinya adalah cabe.

Karena itu, dia mengapresiasi kebijakan Kementan untuk menggandeng ibu-bu PKK Jawa Tengah untuk menggenjot produksi cabe melalui gerakan tanam cabe nasional di pekaran­gan rumah.

“Cilacap, Kudus, Surakarta, itu sudah tanam bibit cabe. Jadi sudah biasa. Bahkan di Sema­rang panen ketika harga cabe jatuh. Kemudian di Banyumas, ketika panen 50 persen yang ditanam ibu-ibu sukses,” jelas­nya. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: