logo
×

Rabu, 29 Maret 2017

Rawan Main Mata, KPK Diminta Pelototi Kasus Sengketa Pilkada di MK

Rawan Main Mata, KPK Diminta Pelototi Kasus Sengketa Pilkada di MK

IDNUSA, JAKARTA - Sejumlah massa yang mengatasnamakan diri dari Aliansi Masyarakat Peduli Pilkada (AMPP) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2017).

Disela-sela orasi, Ketua AMPP, Benny Setiawan mengatakan, bahwa tujuan kedatangan mereka ke gedung KPK yaitu agar lembaga anti rasuah secara intensif memantau dan ikut mengawasi penyelesain sejumlah kasus Pilkada yang ditangani Mahkamah Konstitusi (KPK), khususnya terkait sengketa Pilkada Kabupaten Bireuen di Aceh.

"Kami melihat ada indikasi main mata dalam kasus-kasus Pilkada 15 Februari lalu. Khususnya yang di Bireuen itu. Jika tidak diawasi oleh lembaga seperti KPK, bisa jadi akan ada lagi hakim yang lupa terhadap amanah konstitusi yang mereka emban," kata Benny di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2017).‎

Selain itu, mereka juga meminta agar para Hakim MK yang bertugas tidak main-main dengan profesinya. Sebab, di pundak mereka kedaulatan hukum yang dipertaruhkan.

Pernyataan tersebut didasarkan pada beberapa kasus yang pernah terjadi sebelumnya, di mana hakim MK kepergok main mata dengan salah satu pihak yang sedang bersengketa, dan akhirnya masuk bui.

"Hakim harus netral. Tidak boleh ada yang diberikan keistimewaan. Hukum harus dijadikan panglima. Kita sudah cukup malu melihat hakim-hakim MK yang terlalu mudah disuap. Ini bukan saja soal tegaknya hukum di Indonesia, tapi juga citra Indonesia di mata dunia," ujar Benny.

"Intinya, kami minta MK netral. Tidak berpihak. Kami minta KPK secara terus menerus mengawasi kasus-kasus yang ditangani MK. Khususnya kasus Pilkada Bireuen di Aceh sana. Karena ini kami melihat ada indikasi keberpihakan hakim," imbuh Benny. (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: