
IDNUSA, JAKARTA - Sejak Senin (24/4), pesanan karangan bunga di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, membeludak. Sebagian besar bunga yang dipesan berisi ucapan terima kasih untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Salah seorang pedagang toko Bos Bunga, Ridho, mengatakan, baru kali ini ia mendapatkan pesanan sebanyak ini.
"Baru kali ini pesanan sebanyak ini sepanjang saya dagang di sini. Ini bisa jadi rekor MURI nih, pembelian karangan bunga terbanyak untuk Ahok," kata Ridho di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Kamis (27/4).
Beberapa pedagang karangan bunga di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, mengaku kewalahan menerima pesanan bunga dari mereka yang ingin menyampaikan terima kasih ke Ahok. Beberapa toko di sana pun tutup akibat pegawainya kelelahan menerima pesanan tersebut. "Ini masih siang, tapi toko-toko juga banyak yang tutup karena mereka kecapean menerima order," ujar Ridho.
Ridho membantah kabar yang mengatakan bunga-bunga tersebut sengaja dipesan Ahok sendiri. Menurutnya, wajar saja apabila banyak masyarakat yang mengucapkan rasa terima kasih kepadanya.
"Bukan dari Ahok, nggak ada itu. Ini dari mereka yang merasa senang, simpatisannya. Ya wajar saja. Ibarat kita dibaikin sama orang kan pasti kita ngasih ucapan terima kasih", kata dia.
Ridho pun tidak peduli dengan isu miring yang menyerang Ahok tersebut. Menurut dia, yang terpenting barang yang mereka jual dibeli pelanggan. "Kami mah tidak tahu-menahu itu. Yang penting kami terima order," ujarnya.
Salah seorang pegawai toko Bos Bunga yang lain, Judi, mengatakan, pelanggan bunga untuk Ahok membeli dengan harga beragam. Menurut dia, bunga paling mahal dibeli dengan harga mencapai Rp 30 juta. "Kemarin ada yang sampai 30 juta. yang ukuran besar. Bunganya juga beda," ujar Judi.
Salah satu pemilik toko bunga Nanay Flower, Nanay, mengatakan, tidak semua pesanan karangan bunga untuk Ahok mereka terima. Hal ini dikarenakan, jumlahnya terlalu banyak. "Kalau pesanan untuk Ahok itu bisa sampai 50 biji lebih. Tapi kan tidak semua kami terima. Kalau yang kami terima mungkin 20-an lah," kata Nanay.
![]() |
Warga melintas di antara karangan bunga yang ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat di halaman kantor Balai Kota Jakarta, Rabu (26/4). (Foto: Prayogi/ Republika) |
![]() |
Seorang pelanggan toko bunga Nanay Flora, Resa sedang memesan karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama, di Pasar Rawa Belong, Kamis (21/4). |
Sanusi, pemilik toko Eka Putri Florist mengatakan sebagian besar pembeli karangan bunga untuk Ahok adalah perseorangan. Ia menambahkan, mereka kebanyakan dari orang Tionghoa. "Kebanyakan perorangan. Ada juga yang kelompok, 10-11 orang gitu. Tapi dari perusahaan jarang. Kalau di saya sih kebanyakan orang Tionghoa yang beli," kata dia kepada Republika.co.id.
Dari segi omset, pemilik Anfinza Florist, Yuliana menyatakan keuntungan mereka meningkat. Namun meskipun pesanan membeludak, menurutnya kenaikan keuntungan tersebut tidaklah terlalu signifikan.
"Naik, adalah angkanya. Tapi biasa saja kok. Karena biasanya orderan saya banyak juga. Ini karena dadakan saja membeludaknya," ujar Yuliana saat dikonfirmasi Republika.co.id.
Tesa, salah seorang yang memesan karangan bunga untuk Ahok di Nanay Flower mengatakan, ia membeli bunga atas pesanan perkumpulannya. Meskipun begitu, ia mengaku bukanlah salah satu simpatisan dari pasangan Ahok-Djarot.
Ia mengatakan, perkumpulannya membeli karangan bunga seharga Rp 500 ribu untuk menyampaikan harapan mereka kepada Ahok. Karangan bunga yang mereka pesan nantinya akan bertuliskan, "Pak Ahok ditunggu jadi menteri ESDM, kami butuh kepastian." Tesa mengatakan, hari ini juga bunga tersebut akan dikirim ke Balai Kota.
"Yang ukuran satu kali dua meter. Yang harga Rp 500 ribu. Ini langsung akan dikirim ke Balai Kota," kata dia.
![]() |
nggota Sat Pol PP merapikan karangan bunga yang ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat di halaman kantor Balai Kota Jakarta, Rabu (26/4). (Foto: Prayogi/ Republika) |