logo
×

Jumat, 05 Mei 2017

Ada Listrik tapi Tak Mampu Beli, Menteri Jonan: Mereka Akan Memberontak dan Gabung dengan ISIS

Ada Listrik tapi Tak Mampu Beli, Menteri Jonan: Mereka Akan Memberontak dan Gabung dengan ISIS

NUSANEWS, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam acara Forum Bisnis Indonesia-Denmark meminta para investor Denmark yang menanamkan modalnya untuk membangun pembangkit yang terjangkau bagi bisnis.Tujuannya supaya hasil listrik yang bisa dijual sesuai dengan kemampuan masyarakat tempat terbangunnya pembangkit.

"Bisa kita bayangkan bahwa suatu hari seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang tidak pernah melihat listrik di desanya, melihat ada kabel listrik yang diletakkan di daerahnya. Anak muda ini bertanya apakah mereka mampu membelinya," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

"Jika orangtua mereka mengatakan tidak karena kita mampu membelinya maka tidak ada gunanya pembangunan pembangkit di daerah tersebut," sambungnya.

Menurut Jonan, lebih baik meninggalkan desa tanpa listrik selamanya daripada memfasilitasi listrik namun tidak mampu membeli. Pasalnya ini bisa menyakitkan orang di desa tersebut.

"Yang ada malah meningkatkan tindakan memberontak. Mereka akan bergabung dengan ISIS dan terorisme," ujarnya.

Oleh karena itu, Jonan mengatakan, pebisnis harus pergi ke daerah yang akan dibangunnya. "Kami tidak mendorong Anda untuk membangun sesuatu yang tidak terjangkau untuk bisnis. Jadi Anda bisa pergi ke wilayah yang tarifnya bisa dijual," tuturnya.

Asal tahu saja, dalam lembar data (Fact Sheet) kerjasama bilateral Kementerian ESDM dan Menteri Kerjasama Pembangunan Denmark Ulla Tornaes ada sejumlah perusahaan asal Denmark yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Di antarannya Siemens Wind Power, Burmeister & Wain Scandinavian Contractor (BWSC), Vestas Wind System, Dong Energy, Welltec, dan Babcock & Wilcox Volund. (ok)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: