logo
×

Jumat, 02 Juni 2017

Alumni 212 sebut Persekusi Muncul karena Polisi Melakukan Pembiaran

Alumni 212 sebut Persekusi Muncul karena Polisi Melakukan Pembiaran

NUSANEWS, JAKARTA - Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo angkat bicara terkait maraknya persekusi yang diduga dilakukan oleh anggota Front Pembela Islam (FPI).

Sambo menilai hal itu adalah urusan pribadi dari mereka yang tidak terima lantaran tokoh yang dianggap sebagai panutan dihina oleh orang lain.

“Itu urusan pribadilah. Kalau Anda punya keluarga, terus keluarga Anda dihina, Anda tersinggung nggak? Jadi kalau FPI merasa tersinggung karena ulamanya dihina, menurut saya wajar,” ucap Sambo di Kantor Komnas HAM, Latuharhari, Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2017).

Menurutnya, pemerintah juga turut bertanggungjawab dengan adanya hal tersebut. Pasalnya, ia menganggap pemerintah dan aparat terkesan melakukan pembiaran terhadap kriminalisasi yang menimpa para aktivis dan ulama.

“Saya lihat ini ada pembiaran dari pusat. Karena ada pembiaran inilah jadinya ada reaksi dari FPI,” tegas dia.

Kendati demikian, Sambo menambahkan, pihaknya tak mau ambil pusing dengan maraknya kasus persekusi. Kata dia, yang paling utama adalah pemerintah harus mengusut tuntas dugaan kriminalisasi terhadap para aktivis dan ulama.

“Kalau kami gak masalahin itu (persekusi). Yang kami masalahkan adalah penghinaan terhadap institusi ulama. Kriminalisasi ini adalah penghinaan dan penistaan ulama,” tandasnya.

Diketahui, sebuah video intimidasi disertai kekerasan yang diduga dilakukan oknum anggota Front Pembela Islam (FPI) beredar di dunia maya.

Video berdurasi 11 menit itu menampilkan seorang remaja laki-laki berinisial PMA (15) dengan perawakan kurus dan berkacamata sedang duduk dengan dikelilingi sejumlah laki-laki dewasa.

Remaja tersebut dipaksa untuk membuat surat pernyataan di atas materai karena menghina Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di akun Facebooknya. (km)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: