
NUSANEWS, TASIKMALAYA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan kunjungan Safari Ramadan di di Lapangan Brigif 13 Galuh Kostrad, Kota Tasikmalaya, Rabu (21/6). Mantan KSAD ini menemui para santri dan ulama.
Jenderal Gatot bersama rombongannya datang ke lokasi sekitar pukul 17.30 didampingi Bupati Tasikmalaya H Uu Ruzhanul Ulum, Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi, Pangdivif 1 Kostrad Mayjen TNI Ainurrahman, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Herindra, Komandan Brigif 13/Galuh Kolonel Inf Dody Zulkarnaen, para perwira TNI dan ulama.
Mereka langsung ke lapangan. Di sana massa sudah menunggu. Setelah masuk ke lapangan, Panglima langsung menyalami massa di barisan depan satu per satu hingga akhirnya duduk di samping Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda KH Abdul Aziz Affandi. Setelah adzan magrib, Panglima dengan massa pun bergegas berbuka dengan sajian yang sudah disediakan.
Sebelum melaksanakan salat magrib, langit yang sebelumnya mendung langsung hujan. Bukannya bubar, Panglima dengan jamaah lainnya langsung berdiri dan melaksanakan salat magrib di bawah guyuran hujan.
Selesai salat, Panglima langsung naik ke atas mimbar untuk memberikan sambutannya. Salah satu anggota TNI sempat menghampirinya sambil membuka sebuah payung, namun Jendral Gatot melarangnya.
Dalam sambutannya, Jenderal Gatot menganggap hujan tersebut adalah berkah bagi penyelenggaraan Safari Ramadan tersebut. Ungkapannya itu langsung disambut dengan takbir oleh massa dan santri.
Di hadapan massa, Penglima mengatakan soal kondisi keamanan negara. Dia menyebutkan bahwa Indonesia adalah tempat paling aman khususnya di bulan Ramadan ini. Hal itu karena masyarakatnya yang saling menghargai satu sama lain sehingga tidak memunculkan konflik.
Dia menceritakan, sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan bukan karena jasa TNI. Jenderal Gatot menegaskan merdekanya Indonesia adalah berkat perjuangan ulama dan para santrinya. “Ulama lah yang memerintahkan santrinya berjuang pada saat itu,” ungkapnya.
Keberadaan TNI pun, kata Gatot, tidak lepas dari jasa-jasa perjuangan para ulama, terbukti bahwa Jenderal Soedirman merupakan sosok yang berlatar belakang pengajar agama. Begitu juga lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang menegaskan bahwa Tuhan itu hanya satu sebagaimana sila pertama.
“Jadi Pancasila itu juga hadiah dari umat Islam untuk negara Indonesia,” terangnya.
Usai Panglima memberikan sambutan, giliran KH Abdul Ajiz Affandy yang angkat bicara di atas mimbar. Tidak panjang-panjang, pimpinan Ponpes Miftahul Huda Manonjaya itu mengcapkan terima kasih karena Panglima sudah mau datang ke Tasikmalaya.
“Terima kasih sudah datang hujan-hujanan ke Tasik,” singkat ulama kharismatik ini yang langsung memanjatkan doa untuk keselamatan negara Indonesia. (jpg)