logo
×

Selasa, 01 Agustus 2017

'Dihajar' Sanksi, Presiden Maduro Justru Menantang Amerika

'Dihajar' Sanksi, Presiden Maduro Justru Menantang Amerika

NUSANEWS, CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros mengolok-olok sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) kepadanya setelah kubunya memenangkan pemilu Majelis Konstituante yang dianggap sebagai langkah untuk membuatnya jadi diktator. Maduro justru menantang AS untuk menjatuhkan sanksi lebih banyak lagi kepadanya.

Pemerintah Maduro mengklaim lebih dari 8 juta orang Venezuela menggunakan hak pilihnya dalam pemilu pada hari Minggu untuk menciptakan Majelis Konstituante. Klaim itu diragukan para analis independen.

Pemilu, yang memicu kerusuhan dan menewaskan setidaknya 10 orang itu, dilabeli “tidak sah” oleh para pemimpin di seluruh Amerika dan Eropa.

Maduro pada Senin malam mengatakan bahwa dia tidak bermaksud untuk menyimpang dengan menulis ulang konstitusi Venezuela. Dia mengecam sanksi AS yang dia sebut tidak berpengaruh terhadapnya.

”Mereka tidak mengintimidasi saya. Ancaman dan sanksi dari kekaisaran (AS) tidak mengintimidasi saya untuk sesaat,” kata Maduro di hadapan para pendukungnya yang bersorak-sorai menyambut kemenangan pemilu.

”Saya tidak mendengarkan perintah dari kekaisaran (Donald Trump), tidak sekarang atau selamanya,” lanjut Maduro.

”Bawalah lebih banyak sanksi,” tantang Maduro yang ditujukan kepada Presiden AS Donald Trump.

Seperti diberitakan sebelumnya, Departemen Keuangan AS mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap Presiden Maduro. Kantor Pengendalian Aset Asing Departemen Keuangan AS memasukkan Maduro dalam daftar Specially Designated Nationals (SDN). Ini berarti bahwa setiap aset Maduro yang berbasis AS dibekukan, dan warga AS dilarang melakukan bisnis dengannya.

”Individu berikut telah ditambahkan ke daftar SDN OFAC; Maduro Moros, Nicolas... Presiden Republik Bolivarian Venezuela,” bunyi pengumuman departemen itu.

Menurut Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Gedung Putih menganggap pemilu yang diadakan di Venezuela tidak sah dan meminta Maduro bertanggung jawab.

”Pemilu yang tidak sah kemarin mengonfirmasi bahwa Maduro adalah seorang diktator yang mengabaikan kehendak rakyat Venezuela,” kata Mnuchin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Selasa (1/8/2017).

”Dengan memberi sanksi kepada Maduro, AS memperjelas pertentangan kita terhadap kebijakan rezimnya dan dukungan kita untuk rakyat Venezuela yang berusaha mengembalikan negara mereka ke demokrasi yang penuh dan sejahtera,” lanjut Mnuchin.   (sn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: