logo
×

Kamis, 22 Maret 2018

Sri Mulyani Tak Punya Peluang Jadi Cawapres Jokowi

Sri Mulyani Tak Punya Peluang Jadi Cawapres Jokowi

NUSANEWS - Tiga perempuan Sri Mulyani, Puan Maharani, dan Susi Pudjiastuti masuk radar PDI-P sebagai Cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2019. Siapa yang paling berpeluang?

Pengamat politik dari Lembaga Kajian dan Analisa Sosial (LeKAS) Karnali Faisal mengatakan, yang memiliki peluang terbesar untuk menjadi Cawapres Jokowi adalah Puan Maharani. Alasannya, saat ini Puan telah memiliki modal politik untuk menjadi orang nomor dua di republik ini. 

Selain memiliki modal politik, putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut juga memiliki trah Soekarno. "Selain itu Puan juga punya partai yakni PDIP," paparnya.

Sementara terkait Sri Mulyani dan Susi Pujiastuti, ujar Karnali, tidak memiliki peluang, karena Sri Mulyani lebih dikenal sebagai intelektual sehingga tidak mempunyai basis politik. Selain itu namanya  disebut-sebut dalam kasus Bank Century saat menjabat sebagai Menteri Keuangan era presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Dalam kasus Bank Century yang hingga belum kunjung selesai tersebut akan menjadi sandungan bagi Sri Mulyani. "Sementara Susi memang populer tapi tidak punya basis politik. Susi orang independen," jelasnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mengatakan, dari tiga perempuan yang masuk radar PDIP sebagai Cawapres Jokowi hanya Sri Mulyani yang berpeluang. Sementara nama Puan Maharani, dan Susi Pudjiastuti masih belum bisa menjadi pendamping Jokowi. Karena Puan satu partai dengan Jokowi, sementara Susi Pudjiastuti belum teruji sebagai politisi.

"Sri Mulyani punya kans untuk menjadi Cawapres Jokowi," ujarnya.

Ujang menyebut, Sri Mulyani punya peluang untuk mendampingi Jokowi karena sudah berpengalaman di pemerintahan sejak lama. Selain itu Sri Mulyani juga orang Indonesia pertama dan perempuan yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Oleh karenanya Sri Mulyani mempunyai pengalaman nasional dan internasional sehingga ke depannya bisa memajukan Indonesia.

"Sri Mulyani memiliki jaringan yang luas. Diharapkan jika jadi Wapres dia bisa bekerja secara profesional untuk kepentingan bangsa dan negara," paparnya.

Sebelumnya Ketua DPP PDIP Arteria Dahlan memastikan, partainya terbuka lebar pada tokoh nasional perempuan untuk menjadi pendamping Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Keterbukaan ini berlaku baik untuk kalangan PDIP sendiri seperti Puan Maharani maupun sosok profesional di luar partai seperti Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti.

Secara ideologis dan historis, PDIP pun sudah membuktikan tidak ada masalah dari sosok pemimpin perempuan. Di antaranya ketika Megawati Soekarnoputri menjadi ketua umum PDIP dan menduduki kursi presiden pada 2001 sampai 2004. "Sebelumnya, pada 1999, beliau sempat menjadi salah satu alternatif untuk presiden tapi kondisi waktu itu tidak memungkinkan," ujar Arteria, Selasa (20/3/2018).

Dengan pembuktian tersebut, PDIP semakin terbuka lebar untuk tokoh perempuan yang dinilai berkompeten sebagai seorang pemimpin. Bahkan, menurut Arteria, hal ini bisa menjadi ruang baru yang seharusnya menjadi pilihan alternatif dalam demokrasi di Indonesia.

Ada beberapa nilai tambah yang dilihat Arteria apabila tokoh perempuan bisa maju sebagai cawapres. Di antaranya, menggaet pemilih perempuan yang jumlahnya banyak di Indonesia dan terbilang solid, sehingga menguntungkan secara elektabilitas. "Tapi, memang harus ada pengondisian sebelumnya," tuturnya.

Arteria melihat, Indonesia memiliki banyak srikandi tangguh. Puan, Sri Mulyani dan Susi masuk dalam radar PDIP dan Jokowi untuk dilakukan penjaringan serta penyaringan.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: