
NUSANEWS - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 200 perak membuat gaduh dunia maya.
Tak hanya netizen, para politisi dan pengamat juga menyoroti kenaikan harga BBM di tengah ekonomi rakyat yang sedang menurun.
Adanya kenaikan BBM jenis pertalite ini diungkapkan Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito. Kata dia, BBM non subsidi jenis pertalite naik sebesar Rp 200 per liter dan berlaku mulai Sabtu (24/3).
Padahal sebelumnya, pada 20 Januari lalu, perseroan telah menaikkan harga Pertalite sebesar Rp 100 per liter. Artinya, kenaikan pertalite sejak awal tahun telah mencapai Rp 300 per liter.
Kenaikan harga pertalite terjadi merata di seluruh wilayah pemasaran di Indonesia.
Tercatat, harga pertalite di Daerah Istimewa Aceh naik dari Rp 7.800 per liter menjadi Rp 8.000 per liter. Di DKI Jakarta, harga pertalite ditetapkan sebesar Rp 7.800 per liter dari sebelumnya Rp 7.600 per liter. Di Papua, pertalite kini dibanderol Rp 8.000 per liter dari Rp 7.800 per liter.
Ia mengatakan kenaikan harga pertalite dipicu oleh tren menanjaknya harga minyak dunia yang saat ini telah berada di atas US$60 per barel. "Bahan baku minyak mentahnya kan sudah tinggi, sudah US$60 per barel lebih," ujar Adiatma.
Kenaikan harga ini membuat Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera angkat bicara. "Pemerintah berjanji tidak ada kenaikan BBM dan listrik sampai 2019. Percaya? Sementara Pertamax Naik, Pertalite naik dan premium sulit dipasaran," kritik Mardani melalui akun twitternya @ MardaniAliSer.
Anggota DPR Refrizal juga ikut bersuara. Melalui akun @Refrizalskb ia menginginkan ganti presiden. "Hari Ini Harga BBM Pertalite Naik Lagi. Saya setuju tahun 2019 ganti Presiden," katanya.
Senada bekas anggota DPR M AS Hikam melalui akun @mashikam mengkritik pemerintahan Jokowi.
"Tarif jalan tol akan turun, tetapi harga pertalite malah sudah naik. Apakah gaji para pekerja & pendapatan petani juga naik? Belum jelas. Yang sudah jelas adalah jumlah koruptor dan uangnya."
M Yusuf Chudlory mengaku sedih pemerintah yang tidak peka. "Lho siapa nggak sedih kalo tiba-tiba premium hilang dan pertalite harganya naik, mendukung pak @jokowi bukan berarti tidak boleh kritis mas bro," kritiknya di akun twitter @yusuf_ch.
Akun @gemacan70 juga ikut mengkirik Jokowi. "Innalillahi. atas matinya nurani rezim ini. Pertalite dan pertamax naik lagi 200 rupiah! Sunyi sepi senyap ga da berita di mana-mana. Mulai jam 00 berlaku tarif baru. Kemarin naik 24 Februari dan sekarang 24 Maret jangan-jangan 24 April naik lagi."
Akun @Olive65821174 menyindir. "Horreeeereeeee BBM naik lagi pertalite naik lagi, premium langka, dalam 2 bulan pertamax 3 Kali naik ini hahahaha. Kalian ga salah milih presiden keren naik terus hidup presiden! Makasih pak jokowi ur is the best hahahahaha."
Akun @silly_khusyu mengatakan, "Pertalite naik harga lagi hehehe. Yang menyakit kan "naiknya diam diam" sama seperti pencuri."
Senada akun @siam_soe ikut berkomentar. Kata dia Pertalite naik, listrik naik, utang nambah, yang turun cuma harga diri bangsa. Yaa Allah apa salah hamba dapat pemimpin kek gini.
Banyak yang mengkritik, banyak juga netizen yang membela. Seperti akun @YudiWiryawan1 yang menganggap kenaikan harga merupakan hal biasa.
"Biasa aja kali kalau memang harus naik. mampir di Indomart cuma ke atm aja parkir bekoar. Parkir di mal 1 jam 4 ribu ga bekoar. numpang ke toilet aja bayar bekoar. Pertalite naik 200 teriak-teriak. Kalau merasa mahal jangan beli kendaraan bermotor, jalan kaki biar sehat."
Akun @Awan_publika juga ikut membela. Kata dia, ada tambahan subsidi agar premium dan solar gak naik. "Pertalite yang notabene bbm untuk mobil mewah dinaikkan 200. Wajar bukan?"
Sama dengan lain yang mendukung, aku @ MUK95 mengatakan pertalite bukan subsidi jadi wajar naik sesuai dengan harga dunia. "Pertalite setauku bukan subsidi jadi ya ngikutin harga minyak dunia om, kalo lagi naik ya di naikin, kalo turun ya diturunin, itu pertamina mencoba survive loh, sering rugi kalo masalah bbm," tandasnya.
SUMBER