logo
×

Kamis, 19 April 2018

Ini Alasan Mendatangkan Dosen Asing Harus Ditentang

Ini Alasan Mendatangkan Dosen Asing Harus Ditentang

NUSANEWS - Pengamat pendidikan dari Universitas Al Azhar Prof Suparji Ahmad mengatakan, kebijakan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir yang akan mengmpor 200 dosen asing harus ditinjau ulang. Karena mengimpor ratusan dosen asing tidak ada urgensinya untuk kampus-kampus yang ada di Indonesia. Apalagi saat ini jumlah dosen di Indonesia juga berlimpah dan kualitasnya juga tidak diragukan.

"Kebijakan itu (Menristekdikti, Mohamad Nasir) fantastis," ujar Suparji kepada Harian Terbit, Kamis (19/4/2018).

Suparji menilai kebijakan Menristekdikti akan mendatangkan ratusan dosen dari luar negeri fantastis karena ada beberapa hal. Pertama, kebijakan mendatangkan dosen asing harus jelas regulasi dan urgensinya. Kejelasan tersebut penting untuk menempatkan keberadaan dosen asing di Indonesia.Kedua, kabarnya kedatangan dosen asing di Indonesia dapat mendatangkan pendonor riset di luar negeri mengingat dana riset Indonesia terbatas.

"Jika itu (pendonor) yang menjadi salah satu pertimbangan maka keberadaan dosen asing menjadi tidak relevan dengan gaji yang dianggarkan dari negara. Karena justru mereka (dosen asing) diharapkan mendatangkan dana," jelasnya.

Ketiga, sambung Suparji, jika dosen asing digaji maka harus berbasis pada kinerja dengan mempertimbangkan produktivitas dan kesetaraan dengan dosen dalam negeri. Keempat, kebijakan dosen asing yang sudah ada sebelumnya hendaknya tidak menjadikan justifikasi mendatangkan  yang baru dengan jumlah dan gaji yang fantastis. Tapi kedatangannya harus berdasarkan legitimasi nilai kognisi dan psikomotorik.

Kelima, sebaiknya pengalaman di sektor lain yang mendatangkan orang asing misalnya pemain bola atau dunia industri dijadikan referensi tentang pencapaian tujuan. Apakah mereka sudah menjadi katalisator, alih ilmu atau justru asyik dengan sendirinya.

Diberitakan, Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Riset Dikti) Mohamad Nasir mengatakan, Indonesia memerlukan 200 tenaga dosen asing agar masuk reputasi dunia di bidang pendidikan. Oleh karenanya pemerintah akan mengimpor tenaga pengajar untuk perguruan tinggi di Tanah Air.

"Salah satu indikator pengukurannya (reputasi dunia) adalah staff mobility. Staff mobility ini adalah dosen asing masuk ke Indonesia," kata Nasir di Gedung Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Menurutnya, Indonesia memang memerlukan banyak dosen asing untuk mengajar karena jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4500 perguruan. "Kalau kita seribu (dosen asing ke Indonesia) saja, masih sangat kurang," tambahnya.

Saat ini total dosen asing yang tercatat mengajar pada perguruan tinggi di Indonesia baru sekitar 30 orang. Meski membutuhkan lebih dari 1.000 orang, Kemenristekdikti hanya bisa menganggarkan untuk kebutuhan 200 dosen asing tahun ini.

Bidang dosen asing yang dikonsentrasikan untuk didatangkan oleh Kemenristek Dikti tahun ini yaitu sains dan teknologi. Kedua bidang tersebut dirasa perlu, karena perguruan-perguruan tinggi Indonesia banyak mencontoh riset-riset kedua bidang itu dari luar negeri, seperti Finlandia dan Jerman.

"Banyak bidang (turunannya), engineering, pertanian, bidang kesehatan, bidang perikanan dan kelautan," tambah Nasir.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: