
NUSANEWS - Kampanye dengan hashtag #2019GantiPresiden terus bergulir dan meramaikan media sosial, hingga muncul banyak dalam bentuk kaus yang marak dijual di jalanan. Gerakan menolak Jokowi duduk di periode kedua itu, bahkan sudah direspons Jokowi.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, menyebut PKS tidak menginisiasi penjualan kaus di jalanan. Hidayat menganggap gerakan itu sudah populer di masyarakat yang menyebabkan kaus tersebut marak dijual di mana-mana.
"PKS secara organisasi tidak menginisiasi itu. Itu sudah menjadi viral sudah menjadi hashtag populer di masyarakat," kata Hidayat kepada kumparan (kumparan.com) saat dihubungi, Minggu (22/4)
Hidayat menjelaskan euforia kaos #2019GantiPresiden justru makin marak setelah Presiden Jokowi turut mengomentari kaus tersebut. Jokowi menyebut tidak mungkin kaus bisa mengganti seorang presiden.
Fakta bahwa Pak Jokowi juga mengomentari dengan komentar yang malah membuat orang semakin tertarik dengan hashtag #2019GantiPresiden itu.
- Hidayat Nur Wahid
"Kalau waktu itu Pak Jokowi tidak mengomentari yang tidak perlu semacam itu, ya mungkin nilai tingkat kehebohannya tidak seperti sekarang ini," tutup dia.
Hidayat menegaskan gerakan ini sah, seperti halnya gerakan yang menginginkan Jokowi duduk di periode kedua pemerintahan. Wakil Ketua MPR itu meyesalkan informasi adanya intimidasi terkait gerakan ini di Medan.
"Saya kritisi di Medan kemudian tukang becak dicabut hashtagnya itu dan kemudian ada yang akan menpermasalahkan, ada tukang sablon mengadu ada polisi yang mendatangi dan mengintimidasi. Menurut saya harusnya tidak dilakukan intimidasi hashtag demokrastis semacam ini," paparnya.
"KPU Bawaslu tegas menyampaikan bahwa hashtag itu tidak dilarang, bagian dari ekspresi demokrasi," tegasnya.
SUMBER