NUSANEWS - Tiga versi aturan tentang hari libur nasional untuk gelaran Pilkada serentak 2018, yang jatuh pada Rabu (27/6) nanti karena Presiden Jokowi tidak profesional. Karenanya, jika tak mampu memimpin negara ini dengan profesional, sebaiknya Jokowi segera menyerah.
Ketua Majelis perkumpulan aktivis Pro Demokrasi ( ProDem), Syafti Hidayat menilai kalau adanya tiga versi dari satu aturan itu merupakan bukti kalau Jokowi tidak membaca secara tuntas terlebih dahulu apa yang akan dia tandatangani.
"Enggak wajar. itu menunjukkan kerja yang tidak profesional. Sebaiknya Jokowi membaca tuntas semua surat sebelum ditanda tanganinya," tegasnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (26/6).
Jokowi ditekankannya wajib membaca semua surat yang harus ditandatanganinya secara tuntas dan jelas, agar kejadian serupa tidak lagi terulang. Meskipun diakuinya, hal itu memanglah bukan perkara mudah.
Kalau memang untuk membaca semua surat yang akan ditandatanganinya saja tak mampu, maka pria yang akrab disapa Uchok ini mengimbau Jokowi untuk tak lagi mencalonkan dirinya pada Pilpres 2019 nanti.
"Jadi presiden itu memang memang berat tugas dan tanggung jawabnya. Kalau gak mampu, cepat kibarkan bendera putih, menyerah! Dan serahkan ke yang lain saja. Ini salah satu penyebab marak dan makin populernya gerakan #2019GantiPresiden," pungkasnya kembali menegaskan.
Perlu diketahui, Uchok bersama beberapa pentolan ProDem dulunya merupakan pendukung Jokowi.
Namun belakangan, karena merasa mantan Walikota Solo itu tak mampu menunaikan janji-janji kampanyenya, individu-individu yang merasa harus mertanggungjawabkan dukungan mereka kepada masyarakat pun melepaskan diri dari predikat relawan. Mereka menggelar aksi unjuk rasa taubatan nasuha di depan Istana Negara pada Jumat (17/3) lalu.
SUMBER
SUMBER


