logo
×

Selasa, 05 Juni 2018

Jusuf Kalla: Jangan Pilih Lagi Pemimpin Ingkar, Rustam Ibrahim & Dipo Alam Debat soal Real President

Jusuf Kalla: Jangan Pilih Lagi Pemimpin Ingkar, Rustam Ibrahim & Dipo Alam Debat soal Real President

NUSANEWS - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai bahwa seorang pemimpin harus siap menanggung konsekuensi jika mengingkari janji-janjinya ketika berkampanye.

Menurutnya, konsekuensi bagi pemimpin yang ingkar janji adalah tidak lagi memperoleh dukungan dari masyarakat.

“Kalau dalam politik itu sederhana, kalau tidak ditepati (janjinya), ya tidak usah dipilih lagi,” kata Kalla saat menghadiri pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Indonesia di Pondok Pesantren Attauhidiyah, Tegal, Jawa Tengah, Senin (8/6/2015).

Hal ini ia ungkapkan dalam acara Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI.

Salah satu yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut adalah mengenai pemimpin yang mengingkari janji politiknya.

Menanggapi ucapan Jusuf Kalla, Dipo Alam memberikan komentar.

@dipoalam49: Wapres JK pernyataannya sederhana, jelas & bernas mengenai “pemimpin ingkar janji”; gak perlu fatwa akhli hukum, DPR, MUI dll @SBYudhoyono @jokowi @RamliRizal @RustamIbrahim @PrijantoRabbani @fadlizon

Wapres: Tak Usah Pilih Lagi Pemimpin Ingkar Janji



Menambahkan Dipo Alam, Direktur LP3ES Rustam Ibrahim menjelaskan mengenai julukan yang pernah diterima JK.

@RustamIbrahim: JK pernah dijuluki “The Real President” (Presiden yang sesungguhnya) pada periode 2004 – 2009). Sekarang tidak lagi.

Sekarang Pak JK “The Real Vice President”


Menutup, Dipo Alam memberikan penjelasan singkat soal sejarah kepresidenan di Indonesia.

@dipoalam49: Lihat sejarah kepresidenan Indonesia saja: ada capres setelah reformasi terpilih langsung oleh rakyat dalam Pilpres menyelesaikan tugasnya 2 term sesuai konstitusi.

Dalam 2 x Pilpres ia menang terpilih demokratis berkontestasi dengan petahana/mantan Presiden & mantan Wapres. Ini the “Real.”



SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: